Minggu, September 25, 2005

Beny Uleander

Kisah Raja Kasting Yang Pernah Dirampok

Irfan Hakim

Kiprah Irfan Hakim di dunia entertainment kian mengkilap. Padahal, bintang iklan, aktor dan presenter ini merintis karirnya dengan susah payah. "Memang tidak gampang menjadi aktor dan presenter," ungkapnya saat ditemui usai jadi presenter dalam Roadshow KDI 2 di Padanggalak, Denpasar, malam Minggu (24/9). Irfan mengawali karir sebagai foto model di majalah Aneka Yess tahun 1998. Untuk menemukan karakter dan mengasah kemampuan aktingnya, Irfan mengaku paling rajin mengikuti kasting yang diselenggarakan berbagai rumah produksi di Jakarta meski awalnya sempat ditentang keluarga.

"Saya tinggal di Bandung dan kastingnya di Jakarta. Saking rajinnya, saya ikut kasting akhirnya saya dijuluki raja kasting. Saya sering naik bus, menumpang kereta atau taksi. Itu sudah biasa. Bahkan pernah dirampok dan diculik oleh sopir taksi. Paling serem ketika dirampok di bus, tapi untunglah saya selamat karena feeling saya kuat," kenang lajang yang kerap membawa perlengkapan sembahyang dalam tasnya.

Lama perjalanan Bandung-Jakarta sekitar 4 jam padahal kastingnya hanya 5 menit. Namun Irfan sudah bertekad untuk menjadi aktor. "Kadang-kadang waktu kasting, saya sudah capai sekali. Seringkali saya ganti pakaian di Bajaj atau di toilet mall yang dekat lokasi syuting. Saya tetap berusaha menampilkan peran dan karakter yang dikehendaki produser atau sutradara. Saya cerewet dengan karakter yang dicari," kisah lajang kelahiran Bandung, 5 Oktober 1975 sebagai anak ke-7 dari 8 bersaudara pasangan H Rosyid Sukariah dan Hj Djuariah.

Meski kelelahan, Irfan mengaku sutradara benar-benar puas dengan peran dan karakter yang dijiwainya. "Waktu kasting, kita disuruh bicara kayak anak ABG, anak tujuh belasan, jadi eksekutif muda atau menjadi bapa muda. Ya keseriusan saya, 80% gol. Saya bisa jadi bintang iklan sebuah produk minuman. Pada akhirnya ada yang iri dan sebar gosip, kalau Irfan sudah ikut kasting kita pulang saja, pasti si Irfan yang gol," ujarnya sambil tertawa renyah.

Alumnus IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung ini tetap meyakini bahwa kualitas kasting terletak pada keseriusan menghidupi peran tertentu. Apalagi kelak seorang artis harus profesional dalam memainkan peran apa saja yang dimintai sutradara.. Selain itu, kualitas terbentuk lewat proses pengalaman. "Saya main pertama kali di sinetron Cinta Pertama sebagai cowok drummer bersama Sheila on 7 dan Maudy Koesnaedi. Sungguh pengalaman yang menyenangkan. Di antara mereka, aku tetap merasa biasa namun berusaha semaksimal mungkin mengeluarkan kemampuan aktingku. Meski masih sebatas pemeran pembantu tapi jadi pengalaman berharga. Bahkan, saya pernah diberi honor 6 ribu rupiah," tutur aktor yang pernah berperan sebagai perempuan Erika dalam sinetron Puteri Keempat bersama Della Puspita, Shally Tri Amanda dan Tia Ariesta. Kini bekas finalis model G-Shock dan pengagum berat Siti Nurhalisah ini merasa lebih cocok menjadi presenter. "Untuk saat ini saya lebih konsentrasi dan enjoy jadi presenter," tambahnya. (Beny Uleander /KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

Cocok Jadi Presenter

I Gusti Bulan Purnama

Menjadi seorang pemain senitron dan film yang ditonton banyak orang, tidak menarik minat I Gusti Bulan Purnama atau yang akrab disapa Bulan gadis kelahiran Denpasar, 31 Maret 1980 ini. Meskipun, modal untuk menjadi seorang bintang sudah dimilikinya. Selain wajah yang cantik, berakting di depan kamera pun sudah biasa ia lakukan karena tuntutan profesinya sebagai seorang model, bintang iklan dan presenter berita berbahasa inggris di stasiun TVRI Bali.

Berawal dari pemotretan untuk cover girl di sebuah majalah mode di Jakarta, Bulan yang pada saat itu berusia 16 tahun mulai menapaki jejak kariernya di dunia entertain. Hingga akhirnya ia merasa enjoy menjalani rutinitasnya dan enggan melompat ke dunia sinetron. ''Saya tidak tertarik untuk terjun ke dunia sinetron atau film. Saya lebih tertarik menjadi model atau presenter," katanya usai melakukan penjurian di Final Bali Casting 2005 (24/9).

Baginya berakting untuk sebuah sinetron lebih mudah ketimbang berakting dalam sebuah pemotretan atau dalam memperagakan sebuah busana. ''Siapa saja bisa tertawa, menangis atau tersenyum, tapi kalau akting untuk pemotretan atau untuk memperagakan busana jauh lebih susah karena kita harus bisa menunjukan karakter dan kemewahan foto dan busana tersebut," jelasnya.

Sementara itu, ketertarikannya menjadi seorang presenter jauh dari apa yang biasanya diinginkan oleh artis lain pada umumnya. Jika orang lebih memilih ketenaran, Bulan yang kini sibuk bolak balik Australia-Bali ini lebih memilih kepintaran. ''Saya lebih tertarik ke education, karena sebagai seorang presenter kita dituntut untuk menulis, mentranslet dan membaca sendiri. Cantik bisa hilang karena kalau kita tua kulit akan keriput. Tapi kalau kepintaran pastinya akan kita bawa selamanya," tegasnya. (Beny Uleander & Made Sutami /KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

Ogah Ikut Kasting

Angel Lelga

"Saya datang dari luar negeri. Saya mau lihat-lihat keindahan negeri anda. Oh ya, saya mau ke Tanah Lot. Bisa antarkan saya ke sana," ucap Angel Lelga dengan aksen kebarat-baratan saat latihan di ruang ganti & rias bersama Irfan Hakim sebelum tampil sebagai presenter dalam acara Roadshow KDI 2 di Lapangan Kapten Japa, Padanggalak, Denpasar, malam Minggu (24/9).

Dalam sesi persiapan Angel Lelga mampu menyerap arahan produser. Terbukti, pemilik nama lengkap Angel Lely Anggraeini tampil matang sesuai dengan skenario. Namun anehnya saat dimintai komentar soal kasting, perempuan kelahiran Solo, 1 Januari 1980 menilai proses kasting bukan pintu satu-satunya untuk menjadi bintang iklan dan pemain sinetron ataupun film.

"Saya merasa gengsi mengikuti kasting. Apalagi saya tak mau disejajarkan sama dengan orang lain saat kasting. Saya beranggapan setiap orang mempunyai kelebihan dan karakter tersendiri yang tidak bisa diukur orang lain, termasuk sutradara sekalipun," sergah model dan penyanyi dangdut ini.

Karena itu, bagi Angel, seorang sutradara tidak berhak menentukan layak tidaknya seorang tampil di sinetron. Sebaliknya, produser atau sutradaralah yang harus bertindak pro-aktif. "Sutradara harus bisa membaca karakter seorang artis untuk sebuah naskah. Dalam hal ini saya sangat egois. Saya sangat percaya pada kemampuan akting saya. Seorang artis harus bisa memainkan peran apa saja yang disodorkan entah sebagai tokoh antagonis maupun protagonis," papar pemilik wajah oval yang pernah diberi penghargaan sebagai Artis Terheboh versi Insert (tayangan infotainment Trans TV) pada Juli 2005 lalu dan dihadiahi cincin berlian.

Pemeran pembantu dalam Sinetron Ibnu Sabil dengan tokoh utama Rhoma Irama ini menilai kemampuan artis atau aktor menampilkan peran dan karakter tertentu merupakan sebuah proses sekaligus tantangan meraih prestasi tertinggi. "Seorang aktor harus bisa memainkan karakter apa saja. Dengan berusaha keras maka ia akan menggali potensi dirinya," ujar wanita berdarah Cina-Menado yang pernah terpukul diceraikan Raja Dangdut 'Bang Haji' Rhoma Irama setelah memendam bara asmara selama dua tahun. (Beny Uleander/KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

10 Nominator Di Pintu Entertainment

Final Bali Casting 2005
Dari ajang ini Final Bali Casting 2005 yang digelar di Bali Design School, Sabtu (24/9), terpilih 10 nominator yang akan meretas karir mereka di ibu kota negara, Jakarta. Kemampuan akting mereka bakal dijajal berbagai rumah produksi ternama di Jakarta. Setidaknya, pintu entertainment sudah terbuka bagi mereka.

Satu persatu peserta Final Bali Casting 2005 memamerkan kemampuan akting mereka di atas panggung dengan beragam peran. Mulai dari peran seorang wanita penggoda, pengemis, dokter dan sebagainya. Persaingan ketat pun terjadi baik di kategori anak-anak, remaja, maupun dewasa. Empat juri yakni I Gusti Bulan Purnama, Cicilia, I Gusti Raniti (kuasa hukum artis) dan Reza (pemain sinetron) dibuat terkesima.

Akting lugu dan lucu kategori anak-anak mengocok perut sekaligus mencuri perhatian penonton, terutama akting Gabby Claudia Erzantha yang berhasil merebut peringkat pertama. Akting dalam kategori remaja dan dewasa pun tak kalah serunya. Peran kocak diekpresikan Maria Waniyono sebagai pengemis jalanan dengan dandanan rambut acak kadul dan dibalut pakaian compang camping sambil membawa keranjang sampah. Waniyono pun dinobat sebagai peserta favorit.

Ni Putu Sutrisnawati, pemeran Jero Sandat dalam sinetron Memedi (Bali TV), sangat ekspresif ketika berakting sebagai Prita dalam drama sistem monolog yang berjudul 'Apel Beracun'. Dirinya menuangkan semua image bagaimana menjadi seorang wanita korban kejahatan. Akibat memakan buah apel beracun pemberian seorang wanita jahat yang sirik akan kecantikan Prita, akhirnya Prita harus menderita sepanjang hidupnya. Tubuhnya ditumbuhi bulu dan sisik.

Sutrisnawati, yang pernah bergabung dengan rumah produksi Multivision Plus, akhirnya terpilih sebagai juara pertama. "Harapan saya agar artis-artis Bali dapat go nasional dengan tidak melupakan kebudayaan Bali," ujar mantan agency Modeling Rosye era 90'an. Ia pun membeberkan kunci suksesnya. Pikiran dan perasaan diharuskan total dalam akting, seperti menjalani kehidupan nyata.

Beberapa peran yang dimainkan Sutrisnawati tak lepas dari pengamatan di lapang sebelumnya. Contoh, ketika harus berperan sebagai orang gila, ia rela memantau bagaimana karakter setiap orang sakit jiwa. Berdasarkan pengamatan itulah, dia dapat menjiwai bawaan dan mimik orang gila.

Sementara Krisna Dara yang menyabet juara dua merasa seperti mendapat suntikan energi baru dalam Bali Casting 2005. Bagi pria kelahiran Singaraja, 23 tahun silam ini, kesempatan menjadi pemain film yang diimpikannya bakal terwujud. Sebab sebelum masuk dunia hiburan, ia sudah bergabung dengan Agency CNC, tahun 2002.

Peringkat pertama kategori anak-anak diraih Gabby Claudia Erzantha, siswi kelas satu SD 2 St Yoseph Denpasar. Gabby pun harus bersiap-siap berangkat ke Jakarta untuk dikasting lagi oleh rumah produksi ternama di ibukota. Kemenangan Gabby disambut gembira ibunya Sri serta sanak keluarganya yang hadir. "Gabby memang berbakat dan anaknya sangat nekat. Saya tidak pernah menyarankan dia untuk ikut lomba kasting ini. Dia yang minta sendiri setelah membaca iklan di koran," kata perempuan asal Sumbawa ini.

Diceriterakan, keberhasilan Gabby memang murni dari bakat alami yang ia miliki. Tidak ada persiapan yang dilakukan. "Padahal tantenya sudah menyuruh dia untuk latihan. Tapi dia malah menjawab dengan enteng 'wah gampang'. Tadi sebelum naik ke panggung dia hanya mikir soal tema yang akan dibawa yaitu anak kecil yang diculik," ungkap sang bunda. Modal Gabby adalah rasa percaya diri yang tinggi ketika menaiki panggung.

Tanpa canggung, akting Gabby menyihir dewan juri serta para penonton. Berakting sebagai anak kecil yang diculik dengan berlari kesana kemari dan sesekali menjatuhkan dirinya seolah-olah menghindari tankapan si penculik, mencuri banyak perhatian penonton. ''Kasian deh elo (sambil memperlihatkan jari telunjuknya yang digoyangkan ke kiri dan ke kanan), makanya jangan beraninya cuman sama anak kecil saja," kata Gabby menutup penampilannya yang disambut tawa dan tepuk tangan dewan juri dan penonton. Itulah kiprah para nominator yang memang brilian dan cerdas bukan semata menampilkan pesona fisik semata dalam Final Bali Casting 2005 tersebut. (Beny Uleander &, Sri Rahayu, Made Sutami/KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

Kasting Sebuah Ladang Ekspresi Diri

Menakar Kualitas Final Bali Casting 2005

Dunia kasting kini naik daun seiring dengan kesuksesan berbagai rumah produksi melahirkan bintang iklan, top model, presenter dan bintang film yang berkualitas. Langkah audisi-kasting dengan segala prosesnya untuk menjaring aktor dan aktris berbakat di berbagai daerah harus dimaknai sebagai wadah membenihkan apresiasi seni. Sehingga kualitas karakter lebih diutamakan ketimbang ornament kecantikan atau kegantengan semata. Lahir harapan, dunia keartisan tidak disesaki remaja yang sekedar numpang lewat dengan menjual tampang.

Gemerlap dunia selebritis dengan segala kemewahannya ternyata menyihir sebagian remaja Indonesia berlomba-lomba menjadi aktor dan artis. Ketenaran disertai perubahan status hidup akibat menjadi tokoh publik berpengaruh pula pada penebalan kantong pribadi. Remaja pun mulai antre mengikuti proses kasting yang diselenggarakan rumah-rumah produksi sebagai batu loncatan untuk menjadi bintang iklan, pemain sinetron dan film.

Pemilihan pemeran untuk membintangi suatu film atau sinetron dalam satu acara audisi disebut kasting. Kaster adalah orang yang bertugas melakukan seleksi. Kaster adalah kelompok ahli yang memiliki proyeksi, kategori bentuk fisik, mental dan karakter kepribadian tokoh yang dikehendaki oleh script atau skenario.

Aspek spesifik yang dicari saat kasting adalah fisik, karakter dan kepribadian peserta kasting. Tiga hal ini terkait erat dengan kebutuhan kamera, agar film atau sinetron yang lebih menekankan ekspresi dengan bahasa gambar, tak menjadi terlalu cerewet dengan dominasi kata.

Kini kasting telah menjadi lahan bisnis yang menjanjikan. Rumah produksi (production house) bertebaran bak cendawan di musim hujan. Proses audisi selalu ditandai dengan gebyar dan kemeriahan termasuk final Bali Casting 2005 yang melahirkan 10 nominator. Puluhan remaja putera-puteri berkumpul mengadu nasib dengan harapan dirinya bisa terpakai.

Menurut Ketua Panitia Bali Casting 2005, Arief Martha memang tidak gampang menjadi pemain senetron/film yang profesional. Selain karakter dan penjiwaan yang kuat, peserta kasting juga harus memiliki kamera face, kemampuan sikap tubuh (gesture) dan kemampuan berbahasa. "Penilaian sangat tergantung dari penjiwaan dan karakter mereka. Susah lho ketawa, kemudian menangis hanya dalam hitungan menit," ungkap Martha yang juga bintang iklan dan pemain sinetron Rahasia Ilahi, Di Balik Kuasa Tuhan, dan Mutiara Hati. Sambungnya, kemampuan akting orang Bali cukup berkualitas karena sudah terbiasa dengan kesenian Drama Gong namun belum ada media penyaluran yang tepat. Jadi tinggal dipoles saja.

Sementara presenter jenaka Irfan Hakim, yang sempat dijuluki Raja Kasting, menilai dunia kasting dengan segala prosesnya seperti penjiwaan karakter individu, tingkah lucu, vulgaritas, realisme dan teaterikal merupakan bagian dari berkesenian. Artinya, kemampuan berakting dan penjiwaan karakter berdasarkan script wujud apresiasi seni.

Kasting juga di mata raja rapper Indonesia Iwa K merupakan lahan persemaian bakat seni. Karena itu, pemilik nama lengkap Iwa Kusuma ini prihatin bila sasaran remaja mengikuti kasting adalah ketenaran sebagai selebritis semata. "Biasanya artis atau aktor yang instan tidak bertahan lama. Sebab mereka tidak melalui proses alamiah pencarian bakat," tandas lajang berusia 35 tahun ketika tampil bersama bintang KDI 2 di Padanggalak, Denpasar, malam Minggu (24/9).

Remaja yang mengikuti proses kasting setidaknya memiliki sebuah persepsi atau filosofi nilai berkesenian. Menurut Silvira Citra, salah satu bintang KDI 2 perwakilan Makassar, proses kasting adalah saat mencari dan menemukan potensi diri dalam menjiwai sebuah peran yang ditawarkan sutradara atau produser. Proses kasting bukan kesempatan eksploitasi diri secara serampangan. Karena itu, dirinya berjanji akan mempelajari naskah yang disodorkan. "Saya tentunya lihat dulu naskah yang ditawarkan apakah masih dalam batas-batas wajar atau nggak. Kalo kelewatan ya ditolak dong meski bayarannya tinggi," cetus dara kelahiran Makassar, 23 September 1984.

Pada akhirnya, audisi-kasting yang kerap ditandai dengan acara gebyar gemerlap padat sponsor dan berkumpulnya ratusan wanita cantik dan pemuda ganteng dari mana-mana tetaplah sebuah lahan apresiasi dan ekspresi berkesenian.

Bali Casting 2005 tetaplah harus menjadi ladang berkreasi bagi bibit-bibit remaja Bali sebelum masuk dunia sinetron, presenter dan iklan televisi. Bali adalah gudang seniman. Kualitas kasting akan melahirkan bintang lokal Bali yang berkualitas. Lihat artis asal Bali sudah ada yang mengetop dan berkibar baik di tingkat nasional maupun internasional, seperti Tracy Trinita dan Luna Maya. (Beny Uleander & Made Sutami/KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Read More

Sabtu, September 24, 2005

Beny Uleander

Efisiensi ATM Bersama Di Era Dot Com

Pada era digital atau dot com ini, penggunaan komputer sudah seperti garam dapur alias sudah masuk kampung-kampung dan rumah tangga. Padahal sebelumnya, komputer dianggap sebagai barang luks di dunia perkantoran. Ini berarti teknologi komputer dengan segala perangkat pendukungnya menciptakan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan maupun perorangan. Latar belakang pemahaman inilah yang mendorong institusi Artajasa menciptakan terobosan penerapan teknologi perbankan yakni menyediakan layanan ATM (Automated Teller Machine) dengan konsep ‘bersama’. Demikian intisari Talkshow Campus to Campus di lima kota dengan tema Bedah Teknologi Perbankan yang menghadirkan moderator Pemred Tempo, Bambang Harymurti di Aula FE Unud, Denpasar, Sabtu (24/9).

Terobosan ATM ‘gotong-royong’ ini menurut Dirut PT Artajasa, Arya Damar merupakan solusi bagi bank dalam mengembangkan jaringan ATM dengan biaya investasi dan operasional yang lebih efisien. Menurut data, frekuensi masyarakat menggunakan ATM rata-rata sebanyak 5 kai dalam sebulan dengan kisaran angka 95 juta transaksi per bulan (intra dan antar bank). Ini berarti ATM menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.

Solusi online payment yang ditawarkan Artajasa bagi industri penerbit tagihan (billing provider) seperti jasa telekomunikasi, seluler, listrik, ataupun penerbit kartu kredit yang memungkinkan para pelanggannya untuk melakukan pembayaran tagihan/pembelian secara mudah, nyaman dan efisien.

Fitur-fitur yang tersedia dalam ATM Bersama antara lain cash withdrawal, balance inquiry, change PIN dan Interbank Fund Transfer. Fitur transfer memungkinkan nasabah melakukan transfer beda rekening secara real time-online. Bahkan transfer dapat dilakukan secara three pasrtied di mana kartu ATM Bank A digunakan di terminal ATM Bank B untuk mentransfer dana ke Bank C.

Keberadaan ATM bersama saat ini didukung oleh 52 bank dan 6.500 terminal ATM Bersama dari 13,688 unit ATM yang tersebar di seluruh tanah air. Di antaranya BNI, Bank Niaga, Bank BRI, Bank NISP, Permata Bank, Bank Mualat, Bank jabar, Bank BPD DIY, Bank Riau, Bank IFI, Bank Sulut, Bank Papua, Panin Bank, Bank Bukopin, Bank BPD Kaltim, Bank BPD Sulsel, dll.

Sistem terunggul yang dikembangkan Artajasa adalah Flash yang merupakan sistem transaksi elektronis untuk menjawab kebutuhan Billing Provider atas perluasan jaringan distribusi titik-titik Pembayaran (payment point). Flash menghubungkan data produk atau tagihan di sisi Billing Provider dan aplikasi transaksi di Titik Pembayaran (payment point).

Keuntungannya, setiap bank dapat menghemat biaya pendirian ATM sebab Billing Provider dapat meminimalkan biaya pengembangan distribusi produknya dan di sisi lain Payment Point hanya dibutuhkan investasi minimal. Uniknya lagi, Flash dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendisribusikan berbagai jenis produk, seperti pulsa isi ulang telepon (GSM/CDMA/VoIP), pembelian voucher ISP, pengisian electronic wallet dan pembayaran tagihan-tagihan. (Beny Uleander/KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Read More

Minggu, September 11, 2005

Beny Uleander

Salep Ratun Basmi Jerawat Tanpa Efek Samping

“Pertama-tama saya mengucapkan terima kasih banyak pada Pak Oles, karena dengan hadirnya Produk Ramuan Pak Oles, saya menjadi lebih percaya diri, nggak minder lagi dalam pergaulan. Dulu, sebelum Ramuan Pak Oles hadir di Sumbawa, wajah saya penuh jerawat. Untuk mengatasinya, saya sudah memakai bermacam obat, tetapi jerawat tetap bertambah banyak. Sejak saya mencoba Salep Ratun langsung ada perubahan. Jerawat saya berangsur-angsur hilang. Untuk menghilangkan hitam-hitam bekas jerawat, saya gunakan Krim Saribing pada malam hari, dan hasilnya wajah saya menjadi lebih kencang, halus dan bercahaya.”

Begitulah ungkapan syukur Nunik Wahida (27) warga Gg Cendrawasih 4, RT 14/4 Brang Biji, Sumbawa Besar yang sudah merasakan khasiat Salep Ratun dalam membasmi jerawat.

Bagi siapa saja terutama kaum wanita dewasa, muka yang berjerawat mengganggu penampilan. Bahkan, ada yang merasa minder dalam pergaulan seperti dialami Nunik Wahida di atas. Kini ada berbagai jenis produk kecantikan yang beredar di pasar dengan tawaran ekskulif mampu menghilangkan jerawat. Namun konsumen harus waspada dan selektif dalam memilih produk kecantikan atau perawatan tubuh yang berkualitas. Sebab ada produk kecantikan yang mengandung bahan kimia.

Pada awal pemakaian terasa ada perubahan berarti tetapi pada akhirnya, kulit wajah semakin rusak. Tak jarang ada konsumen yang mengeluh kulit wajahnya lecet sampai mengeluarkan nanah. Itulah sebabnya, selaku pakar tanaman berkhasiat obat, Dr Ir GN Wididana, M.Agr alias Pak Oles melempar produk kencantikan ke tengah masyarakat dengan nama Salep Ratun untuk membasmi jerawat tanpa efek samping.

Salep ratun merupakan ramuan alami dari minyak Cabe rawit dan Malam Lebah Madu yang berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis luka dan bisul, sariawan dan jerawat. Kehandalan minyak cabe rawit tak diragukan lagi. Dalam usadha lontar pengobatan tradisional Bali, minyak cabe rawit digunakan leluhur sebagai obat luka.

Salep Ratun racikan Pak Oles terdiri dari capsicum annum fructrus 12,5%, oleum cocos 70%, beeswax 12,5% dan bahan lainnya sampai dengan 100%. Soal aturan pakai sangat mudah. Bersihkan dahulu wajah yang berjerawat dengan kapas yang bersih agar kotoran yang melekat di kulit ari keluar. Lalu oleskan Salep Ratun secara merata pada bagian wajah yang berjerawat. Lakukan secara rutin setiap hari. Dalam jangka waktu 3 hari sampai seminggu, jerawat anda akan mengering lalu menghilang. Tanpa meninggalkan efek samping karena Salep Ratun tidak mengandung bahan kimiawi tertentu. Selamat mencoba. (Beny Uleander/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More

Sabtu, September 10, 2005

Beny Uleander

Kritik Sosial Dalam Kartun Cece Riberu

Pribadi yang dewasa dan matang, kelompok atau bangsa yang besar akan kian sempurna bila dikritik. Namun cara mengkritik itulah yang perlu diperhatikan agar bisa diterima. Kritik yang tidak membangun bisa mendatangkan reaksi negatif. Misalnya, orang akan merasa tersinggung, malu, muncul reaksi pembelaan diri dengan memakai kekuasaan dan senioritas. Singkatnya, orang lebih memahami kritik sebagai usaha mencari kelemahan pihak lain dan atau sebagai strategi licik untuk menjatuhkan seseorang.

Padahal, kritik sosial adalah penilaian ilmiah dan pengujian terhadap sikon yang tercecer. Berhadapan dengan fenomena ini, solusi terbaik adalah kritik dengan menggunakan bahasa yang santun dan jenaka agar bisa dipahami seluruh lapisan masyarakat. Jenis kritik seperti ini rupanya hanya ada dalam kartun. Kartun bisa berfungsi sebagai jembatan dialog nan dinamis dalam masyarakat dan artikulasi segala persoalan yang terjadi. Untuk itu, seorang seniman kartun perlu berwawasan luas dan peka terhadap persoalan hidup dan kehidupan manusia dengan mengandalkan kemampuan reflektif analitif. Adalah Cece Riberu, seorang kartunis dalam “The Passion of Me”.

Dalam karyanya, kartunis kelahiran Denpasar 1967 ini ingin membahasakan sebuah dialog antara budaya kapitalis yang menghambat budaya Bali. Budaya kapitalis sekarang sedang masuk Bali dan bahkan sedang menggerogoti budaya Bali dari dalam. Nilai-nilai budaya Bali kian hari kian merosot. Anehnya, ini tidak disadari orang Bali sendiri, bahkan tertawa ketika dipasung budaya kapitalis. Orang Bali tertawa di atas penderitaan budayanya sendiri,” tutur Riberu yang pernah menjadi design Karikatur SCTV Jakarta tahun 1994.

Benar apa yang dilukiskan Riberu. Kini, Bali sedang dikepung dari berbagai sudut. Perkonomian, industri, teknologi informasi dan perputaran uang banyak dikuasai orang asing. Degradasi dalam berbagai nilai kemanusiaan sedang melanda Bali. Ada narkoba, seks bebas, kekerasan dan pembunuhan, perjudian, urbanisasi, kemiskinan, pencemaran lingkungan hidup dan setumpuk persoalan klasik lain. (Beny Uleander & Arnold Dhae/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More

Jumat, September 09, 2005

Beny Uleander

Klinik Pijat Usadha Oles

Semakin Tradisional, Semakin Berkualitas

Kesehatan adalah karunia Tuhan yang harus disyukuri. Menjaga kesehatan tubuh adalah suatu kebajikan hidup. Banyak orang yang terlalu sibuk dengan berbagai pekerjaan, sehingga mengabaikan hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan. Kelelahan fisik akibat berbagai aktifitas yang dilakukan membutuhkan solusi yang tepat agar tubuh tetap bugar dan sehat.. Alasannya, selama manusia beraktifitas maka selama itu pula banyak otot, syaraf terjadi kontraksi. Butuh relaksasi otot atau syaraf dengan berbagai teknik pijat yang ditawarkan. Dewasa ini banyak teknik pijat yang ditawarkan, namun kualitasnya belum tentu memuaskan, apalagi menyembuhkan. Klinik pijat Usadha Oles menawarkan penyembuhan tradisional dan alami yang berkiblat pada warisan budaya Bali, dengan teknik pijat yang dilakukan oleh tenaga yang terlatih.

Klinik pijat yang beralamat di Kompleks Ruko Moleque L.8, Jl. By Pass Ngurah Rai Denpasar ini, memiliki empat jenis pijat yang bisa menyembuhkan berbagai keluhan dalam tubuh manusia. Pertama, pijat relaksasi yang biasanya dilakukan selama 60 menit. Pijat ini merupakan gabungan dari pijat Cina, pijat banting Thailand, pijat refleksi telapak kaki dan tangan, penekanan titik-titik akupuntur dan pijat totok Jepang (Tsubo). Fungsinya, menghilangkan kepenatan, mencegah penyakit, menghilangkan ketegangan dan stress, serta memberikan penyegaran dan kenyamanan pada tubuh.

Kedua, pijat Osteopati pada tulang tengkorak dan tulang belakang. Pijat ini dilakukan dengan cara menekan, menggosok, menotok, dan menggetarkan tulang tengkorak dan tulang belakang selama 60 menit. Fungsi pijat tulang kepala adalah memperlambat proses penuaan karena sel-sel otak tetap sehat, mencegah kebotakan dan pemutihan rambut, menormalkan daya kerja indra pendengar, pencium, perasa, penglihatan, mencegah sakit kepala, mata kunang dan insomnia. Sedangkan pijat tulang belakang berfungsi untuk mengendorkan syaraf tulang belakang, melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh, menghilangkan rasa pegal, kaku, nyeri punggung dan pinggang serta menigrimkan sensasi yang menyenangkan ke sel otak.

Ketiga, pijat sirkulasi P5 (pinggang, pinggul, pantat, paha, perut). Teknik ini dikembangkan khusus untuk pasien yang mengalami disfungsi seksual antara lain ejakulasi dini, impotensi dan frigiditas. Fungsinya, menormalkan fungsi-fungsi organ seks baik pria maupun wanita, melancarkan pesan fantasi otak ke organ vital agar cepat terangsang, memudahkan orgasme. Keempat, pijat refleksi telapak kaki dan tangan. Teknik ini dilakukan dengan memijat seluruh organ tubuh yang berhubungan dengan telapak kaki dan tangan karena pada telapak kaki dan tangan terdapat pembuluh darah balik yang mengalirkan darak kembali ke seluruh tubuh. Teknik ini dibuat agar sirkulasi darah tersebut dapat berjalan dengan lancar. Fungsinya, bisa menyembuhkan gangguan usus pencernaan, asma, susah tidur, sakit pinggang, sulit mendapat keturunan, darah tinggi dan beberapa penyakit dalam lainnya. (Beny Uleander /KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

Teknik Pijat Zendo Perbaiki Keseimbangan Struktur Tulang

Pijat adalah salah satu terapi pengobatan yang paling tua di dunia. Pijat selain untuk mengobati juga berfungsi mencegah berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketegangan sistem syaraf seperti gejala kecemasan, tekanan darah tinggi, depresi, insomnia (sulit tidur), dan stres. Sejumlah penyakit ini biasanya ditandai dengan sakit pada punggung, sakit kepala, nyeri otot dan sejumlah rasa nyeri tubuh lainnya.

Hampir setiap negara memiliki teknik pijat yang berbeda-beda. Pijat sendiri sudah dikenal di abad kelima sebelum masehi saat Hippocrates, dari Yunani menulis buku tentang seni ini. Pijat juga ditemukan di Cina, Mesir, dan Roma.

Ada satu teknik pijat asal Jepang yang kini berkembang di Bali yaitu Pijat Zendo. Dalam teropong pakar olah tubuh asal Swiss, Per Henrik Ling, Zendo tergolong dalam teknik pemijatan Percussion (Tapotement): gerakan mengetuk dengan tangan di bagian tubuh, khususnya di bagian punggung. Teknik ini mencakup memukul dengan tangan menggenggam atau dengan jemari, atau dengan gerakan menepuk dengan telapak tangan.

Zendo dikembangkan Rudi Rahmat, MBA di Rumah Sehat Ryu Zendo Holistic Therapy,Jl Cok Agung Tresna No 118, Renon Denpasar. Pasien dipijat selama 30 menit. Ilmu pijat Zendo dipelajari Rudi di Jepang tahun 1994. Pada tahun 1996, pria kelahiran Makassar 15 Desember 1959 ini terbang ke Bangkok, Thailand untuk mendalami Thai-Massage. “Pijat Zendo memadukan teknik pijat Shiatzu dengan Chiropractic yang berfungsi untuk pembetulan letak tulang. Pergeseran tulang yang berujung pada ketakseimbangan tubuh bisa dideteksi lewat pemijatan Zendo atau bisa diketahui yang bersangkutan dengan melihat tingkat keausan sandal atau sepatu. Telapak sepatu yang aus tidak merata berarti struktur tulang terganggu dan perlu diseimbangkan kembali,” jelas ayah dua anak yang dulu gemar belajar ilmu bela diri.

Kini Rudi telah mendidik 6 tenaga terapis Zendo yang handal. “Ada pasien yang mengaku sakit jantung dan stroke akhirnya sembuh setelah dipijat. Ada juga yang tidak bisa mencapai kesembuhan total karena tidak tekun terapi. Kalau di Surabaya para keluarga umumnya sudah rutin menjalani terapi tetapi di Bali baru ada gejala ke arah itu,” tambahnya. (Beny Uleander/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More

Kamis, September 08, 2005

Beny Uleander

Walau Dimakan Zaman Iwan Fals Tetap Eksis

Siapa yang tak kenal dengan seniman yang super cuek dengan lirik lagu berbau kritikan sosial ini? Ialah Iwan Fals. Di masa Orde Baru, lagu-lagu Iwan sempat dicekal dan ia dilarang melakukan pertunjukan di beberapa daerah. Pada 1984 ia mendapat masalah karena lagunya yang berjudul Mbak Tini. Lagu ini berkisah tentang Mbak Tini, seorang pelacur yang membuka warung kopi di pinggir jalan dan mempunyai suami bernama Soeharto, seorang supir truk. Oleh pihak yang berwenang waktu itu, lagu tersebut dianggap menghina presiden RI, Soeharto. Akibatnya, Iwan terancam bakal masuk penjara. Padahal, menurut Iwan, lagu tersebut sama sekali tidak ada kaitannya dengan Soeharto dan istrinya, (mendiang) Tien Soeharto.

Mungkin ini sekelumit kisah Iwan Fals yang memiliki nama asli Virgiawan Listianto ini sepanjang karirnya di dunia musik ia telah terbukti memiliki kelompok penggemar khusus yang dekat dengan kemiskinan, ketidakadilan dan pengangguran. Lagu-lagunya kerap dihubungkan dengan protes-protes sosial seperti pernah terkenal lewat Oemar Bakrie (1981) dan Bento (1991).

Nama besar yang disandangnya ini melalui jalan penuh kerikil dan berdebu di bawah hujan dan terik matahari dalam komunitas ‘pengamen jalanan’. Pria yang diberi julukan “Pahlawan Besar Asia” menurut majalah Time Asia edisi 29 April 2002 lalu, mengalami banyak perubahan selama beberapa tahun terakhir. Coba ihat saja, aksinya di TV-TV swasta ia keihatan sejak dan karismatik dengan rambutnya yang sudah muai beruban.

Sebelumnya, Iwan -- yang sempat kuliah di Lembaga Pendidikan Kesenian Jakarta (sekarang Institut Kesenian Jakarta) -- menghilang selama kurang lebih 10 tahun dari hingar bingar industri rekaman. Dalam kurun waktu itu, Iwan bergabung dengan berbagai kelompok, yakni Swami, Dalbo, Kantata Takwa, dan Kantata Samsara. Kolaborasinya itu melibatkan beberapa musisi dan budayawan ternama, seperti Setiawan Djody, Sawung Jabo, WS Rendra, dan Jocky Suryoprayogo.

Di tengah kevakumannya di dunia rekaman, sesungguhnya Iwan tetap sibuk dengan urusan-urusan di dunia musik. Di samping membuat lagu-lagu baru dan menggelar beberapa konser, sejak tahun lalu Iwan bersama manajemennya sibuk menyatukan para penggemar ke dalam sebuah forum. Kini forum tersebut sudah terbentuk dan diberi nama ‘Orang Indonesia’ atau disingkat Oi.

Sekarang ini Iwan sudah mulai eksis kembali di dunia musik. Sosoknya sering tampil di televisi, olah vokal-nya masih seperti dulu, ia semakin matang. Emosinya selama membawakan lagu sangat terjaga. Inilah Iwan yang sekarang ini, masih bertengger di tengah belantika musik Indonesia. Berkat idealismenya yang tinggi, Iwan masih menyandang nama besar.

Pada Album baru ia menuturkan album kompilasi ini memiliki arti penting. ‘’Ini menjadi ajang untuk memperkenalkan diri dan karyanya kepada generasi baru, penikmat musik Indonesia. Di tengah persaingan industri musik dalam negeri yang semakin ketat serta bermunculannya banyak pendatang baru,’’katanya. Iwan memang harus berjuang keras untuk merebut pangsa pasar tersebut dengan penyanyi pendatang baru yang sekarang ini digandrungi para remaja. (Agus Salam & Beny Uleander/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

Cetak Tenaga Trampil Tata Kecantikan

Miko Bridal Salon

Pada dasarnya semua orang ingin tampil cantik. Namun untuk bisa tampil cantik dibutuhkan keahlian khusus untuk untuk merawat kecantikan. Kebutuhan akan tenaga-tenaga terampil tata kecantikan ini dijawab oleh Miko Bridal Salon, sebuah pusat kursus kecantikan yang memiliki ijazah atau sertifikat resmi karena telah mendapat izin dari lembaga pemerintah yang dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan.. Pusat kursus yang diasuh oleh Ibu Jessica ini memiliki dua tempat pelatihan yaitu di Pertokoan Diponegoro Indah 15-16 dan di Jl. Kartini 50 Denpasar Bali.

Pusat kursus tata kecantikan Miko Bridal Salon yang berdiri sejak tahun 1980 ini telah mencetak ribuan tenaga terampil tata kecantikan. Pemberian nama Miko diambil dari kata Mandarin yang berarti kecantikan yang agung. Sesuai dengan namanya, maka Miko Bridal Salon ingin agar para lulusannya memiliki kualitas tinggi dalam hal menata kecantikan. Materi yang diberikan kepada para peserta disesuaikan standar kurikulum nasional bidang kecantikan yang meliputi, pertama; Tata Kecantikan Kulit (TKK) baik untuk tingkat dasar, terampil dna mahir yang terdiri dari perawatan muka, make up wajah perawatan kaki dan tangan adan perawatan tubuh pada umumnya. Kedua,Tata Kecantikan Rambut (TKR) yang meliputi cara potong, kriting, blow, set, sanggul, cerambath, pelurusan dan cat rambut. Ketiga, Tata Rias Pengantin dengan berbagai modifikasi sesuai dengan selera klien. Untuk memperoleh sertifikat kursus, para peserta harus mengikuti ujian terutama ujian nasional baik teori maupun praktek.

Penyajian materi terdiri dari 25% teori dan 75% praktek. “Peserta diajak untuk belajar sambil bekerja,” demikian diungkapkan ibu yang pernah mendapat penghargaan The Best of Country tata kecantikan se- Asia Pasifik. Murid-murid yang pernah belajar di pusat kusus tata kecantikan Miko bukan hanya dari dalam negeri tetapi juga dari berbagai negara seperti Perancis, Inggris Belgia, Tahiland dan paling banyak adalah dari Jepang.

Keungulan yang hanya dimiliki oleh pusat kursus tata kecantikan Miko Bridal Salon adalah memperkenalkan inovasi baru kepada masyarakat Bali tentang cara perawatan rambut agar tetap cantik dan sehat yang disebut dengan Hair Enhance dan Hair Extension. Teknik ini pertama kali dikembangkan di Italia kemudian menyebar sampai ke Asia khususnya Jepang dan Korea. “Di Indonesia baru pertama kali dikembangkan di Miko Bridal Salon,” urai ibu yang pernah menjadi mahasiswi Commite International d’Esthetique et de Cosmetologie, sebuah lembaga pendidikan kecantikan yang berpusat di Swiss. (Beny Uleander & Arnold Dhae/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

Tampil Cantik Dengan Biaya Murah

AA Ayu Ketut Agung

Kecantikan atau keindahan adalah suatu kualitas yang menggembirakan dan menyenangkan dalam berbagai hal misalnya corak, warna, bentuk, rupa, struktur, gerakan berirama, suara, gerakan berirama, serta sikap dan tingkah laku. Prinsipnya, cantik itu adalah sesuatu yang menimbulkan rasa senang, gembira, yang bisa ditangkap oleh pikiran dan pancaindera dari orang yang melihatnya. Meski konsep kecantikan berbeda bagi setiap orang dan berubah di setiap zaman, namun inti kecantikan tetap sama. “Seorang yang cantik adalah orang memiliki kecantikan lahiriah maupun batiniah. Kecantikan lahiriah adalah kecantikan yang bisa ditangkap oleh panca indera orang lain sedangkan kecantikan batiniah adalah kecantikan yang hanya bisa ditangkap oleh pikiran orang lain,” kata AA Ayu Ketut Agung, pemiliki Pusat Kursus Kecantikan Dan Salon Agung, di sela Seminar dan Peragaan Kecantikan, di Denpasar.

Menurut Ibu Agung, begitu ia biasa disapa, tidak ada seorangpun yang bisa mencapai kesempurnaan kecantikan baik lahir maupun batin. Tetapi perlu memperhatikan keseimbangan antara kecantikan lahiriah dan batiniah. Keduanya memiliki hubungan yang erat, karena yang satu tidak bisa ada tanpa lainnya. Wajah, bentuk tubuh, cara berpakaian, perhiasan yang tampil cantik akan sia-sia bila tidak ditunjangi dengan tingkah laku yang sopan, tutur kata yang ramah, hati yang penuh kedamaian dan sebaliknya.

Seminar dihadiri para medis Rumah Sakit Puri Raharja ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana cara perawatan kecantikan dalam aktifitas rutin harian. Dalam aktifitas rutin harian, sama sekali tidak menghalangi seseorang untuk tetap tampil cantik. Merawat tubuh agar tetap tampil cantik sangat dianjurkan agar tubuh tetap awet dan terhindar dari segala penyakit dan gangguan fisik lainnya. Merawat kecantikan harian tidak memerlukan banyak biaya namun hasil yang diperoleh sangat mengembirakan. “Artinya, kita tetap tampil cantik, sehat, dengan biaya yang murah,” jelas ibu yang tampil energik ini. Bagian-bagian tubuh yang termasuk dalam perawatan kecantikan harian adalah wajah, alis mata, rambut, kuku, kulit.

Seminar kecantikan ini dilanjutkan dengan peragaan perawatan kecantikan harian yang dilangsung dipraktekkan kepada para peserta seminar. Hasilnya sungguh luar biasa. Para peserta diajak untuk tahu bagaimana cara merawat kecantikan harian, cara menggunakan berbagai macam produk kecantikan, serta bagaimana cara pemilih produk yang baik, sehat, alamiah dan murah meriah tetapi kualitasnya tetap bisa dipercaya. (Beny Uleander & Arnold Dhae/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

Merenda Generasi Impian Dalam Rahim Fakta

Judul: Politik & Korupsi Sebuah
Penulis: Dr Ir GN Wididana, M.Agr
Kata Pengantar: Albert Kin Ose M
Tebal: xii + 192 hal
Cetakan Perdana: Agustus 2005
Penerbit: Pak Oles Centre
Percetakan: PT Antar Surya Jaya Surabaya

Telah beredar kumpulan percikan pemikiran Dr Ir GN Wididana, M.Agr yang dimuat dalam rubrik Politikone, dwi mingguan Koran Pak Oles dengan tebal 212 halaman. Buku berjudul Politik & Korupsi menampilkan aneka gagasan yang dikristalkan dalam tiga segmen kehidupan kehidupan bangsa yaitu pembangunan, korupsi dan politik.

Kumpulan tulisan Wididana bukan sebuah tulisan analitik teoritis atas perilaku koruptif atau kekuasaan yang cenderung korup. Isi tulisan berupa ungkapan keprihatinan atas persoalan-persoalan aktual yang dialami bangsa seperti praktik korupsi di kalangan birokrat dan politisi, kemiskinan, kemerosotan pendidikan dan sikap maupun mental generasi saat ini yang hedonistik, konsumtif dan instan.

Di balik kumpulan percikan pemikiran penulis, pembaca bisa menemukan gagasan sederhana tentang apa yang harus dilakukan agar kesalahan yang sama tidak terulang. Meski dalam litani-litani wacana tetapi suatu sumbangsih pemikiran yang berangkat dari kejelian nurani mengurai ide dalam rahim-rahim fakta. Penuturan penulis adalah kumpulan nilai yang memberi pembaca kaki untuk berjalan dan bertindak dalam bingkai reflektif, terutama para wakil rakyat agar benar-benar membawa ‘perut, telinga, mulut, mata dan hati’ rakyatnya.

Dalam artikel-artikelnya, penulis membeberkan fakta secara lugas disertai tawaran penyelesaian alternatif ataupun menunjuk kembali kiblat pembangunan dan orientasi manusia menuju pertumbuhan dan kesejahteraan. Penulis memberikan kritik dan dorongan moral kepada rakyat dan pemerintah agar terus-menerus saling memperbaiki diri dalam melaksanakan pembangunan untuk generasi sekarang dan generasi yang akan datang. Bagaimanapun juga, pertumbuhan bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya.

Penulis menyimpan kerinduan lahirnya generasi impian yang kreatif dan korektif yang berakar pada kebudayaan leluhur. Generasi yang berupaya menggali potensi diri dengan belajar dan bekerja keras. Kualitas SDM sangat menentukan perjalanan dan nasib bangsa, baik dalam proses perjuangan maupun saat mempertahankan prestasi. Bangsa yang apatis dan menyerah kalah menuju suatu kehancuran.

Ada sinyalemen bahwa generasi saat ini kagum terhadap budaya, SDM, modal, teknologi dan menejemen asing. Sementara kemampuan berdikari dilecehkan dan segala prestasi dari kearifan lokal yang telah dicapai para generasi pendahulu diabaikan. Kelemahan dan kegagalan prestasi selalu dilihat sebagai keterbatasan diri dalam hal permodalan. Padahal kreativitas, inovasi dan keberanian diri merupakan modal dasar merintis pembangunan negeri ini. (Beny Uleander/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More
Beny Uleander

Desa Adat Digandeng Distribusi Minyak Tanah

Minyak tanah sudah termasuk kebutuhan pokok warga perkotaan. Ketika terjadi kelangkaan minyak tanah, puluhan warga antrean di pangkalan minyak tanah dan mereka yang tidak menerima jatah kerap menangis. Disinyalir ada agen dan pihak pangkalan minyak tanah yang melakukan penimbunan atau menaikkan harga eceran tertinggi di atas Rp 1000/liter. Karena itulah, menurut Pjs Humas Pertamina Cabang Bali, A.Y Pamuji Harjo kini Tim Monitoring Harga dan Pendistribusian BBM & Gas Kota Denpasar menggulirkan wacana agar lembaga desa adat diajak menjadi partner dalam mendistribusikan minyak tanah kepada warga masyarakat.

Usulan ini menurut Pamuji sedang dibahas tim monitoring yang dibentuk 31 Agustus 2004 dengan SK Walikota Denpasar No. 188.15/228/HK/04. Pilihan pada lembaga desa adat karena di Bali lembaga ini memiliki pengaruh sosial yang kuat dalam tata kehidupan adat dan agama masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu. “Tentunya minyak tanah akan dijangkau secara merata oleh warga masyarakat dan secara tanggung-jawab mudah dikontrol,” urai pria kelahiran Klaten 43 tahun silam. Tentu saja penawaran ini terkait dengan profit atau keuntungan bagi lembaga desa adat. Kini, wacana ini sedang diperjuangkan agar terealisasi di Kota Denpasar yang bakal menjadi contoh bagi kabupaten lain di Bali.

Wacana tim monitoring menurut Bima Yuda Wardana, pengelola pangkalan minyak tanah di Jl Hayam Wuruk No 9 Denpasar yang sudah berkecimpung selama 30 tahun, tidak masuk akal. Alasannya, persoalan mendasar adalah kelangkaan minyak tanah. “Okelah lembaga desa adat menjadi pengelola pangkalan minyak tanah tetapi mana dong minyak tanahnya. Kalau dulu saya selalu menerima 8 sampai 15 drum sekarang hanya 3 drum yang langsung habis dalam waktu dua jam saja,” sergah mantan atlet angkat berat Bali kelahiran Denpasar 19 Maret 1942.

Selain itu, 400 pangkalan minyak tanah sudah menyusut jadi 200 unit karena kekurangan pasokan minyak tanah. “Masalahnya sekarang minyak tanah itu dibawa ke mana. Coba ditelusuri lari ke mana. Ini sebuah lingkaran setan dan perlu dicari siap setan dalam lingkaran tersebut. Saya selama ini menjadi tombak yaitu juru bicara ketika terjadi kelangkaan minyak tanah,” imbuh pria yang mengantar langsung minyak tanah kepada para pelanggannya dengan sepeda motor.

Sementara Ketua Komisi B DPRD Kota Denpasar, IB Gede Udiana menilai wacana Tim Monitoring amat prematur. “Saya kira perlu dibenahi ulang sistem dan mekanisme distribusi minyak tanah dari agen ke pangkalan dan pengecer. Kalau ada kekurangan langsung diperbaiki. Ini lebih efisien karena tidak akan menimbulkan persoalan baru,” urainya. Ditambahkan, kebutuhan warga Kota Denpasar akan minyak tanah 100 kiloliter/hari sangat kurang. Seharusnya ada penambahan 35 kiloliter lagi sehingga menjadi 135 kiloliter/hari.

Soal keterlibatan lembaga adat desa, Udiana menilai tidak tepat. Sebab lembaga ini tidak berorientasi pada profit tetapi lebih pada mengurus masalah-masalah sosial, adat dan religius. “Lebih bijaksana bila dipercayakan kepada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) karena memang berkutat di bidang usaha. Jangan kita bebani lembaga desa adat dengan sesuatu yang bukan tugas pokoknya. Namun kami mendukung upaya pemerataan distribusi minyak tanah bagi semua warga. Kalau ada tikus dalam lumbung, buatlah perangkap untuk menagkapnya. Jangan lumbungnya yang ditinggalkan. Kalau sistem distribusi minyak tanah selama ini bermasalah harus segera diperbaiki.,” tegas Udiana yang juga Wakil Ketua DPD Golkar Kota Denpasar. (Beny Uleander/KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Read More

Rabu, September 07, 2005

Beny Uleander

Kagumi Pijatan Mahir Usadha Pak Oles

Wonderful!! Itulah kata-kata yang terucap dari mulut Denise Gall, bule asal New South Wales, Australia saat ditanya begaimana rasanya setelah dimassage staf Usadha Pak Oles (klinik pijat dan penyembuhan Bali ala Pak Oles) yang beralamat di Kompleks Ruko Moleque jalan By Pass Ngurah Rai. Baginya, Usadha Oles adalah tempat massage yang lain dari pada yang lain. ‘’Dari beberapa tempat massage yang pernah saya kunjungi, di sini (Usadha Pak Oles –red) adalah tempat yang paling bagus, pijatannya sangat luar biasa,” katanya.

Apa yang dikatakan Denise bukan hanya isapan jempol belaka. Ia benar-benar ketagihan untuk merasakan lagi pijatan tangan-tangan mahir karyawan/ti Usadha Pak Oles, sehingga Rabu (7/9) ia datang untuk yang kedua kalinya. Dan kali ini ia tidak datang sendirian, melainkan dengan tiga orang temannya yang juga berasal dari Australia Wendy Keane, Julie Howell dan Ev Hyde yang merasa penasaran ingin merasakan juga pijatan di Usadha Pak Oles setelah mendengarkan cerita Denise.

Selain perbedaan hasil pijatan, pelayanan karyawan/ti juga sangat memuaskan bagi mereka. Layaknya seorang tuan dan nyonya, begitulah costumer diperlakukan. ‘’Kami juga sangat senang karena karyawan disini cantik-cantik dan mau menemani kami. Biasanya di tempat lain setelah selesai pijat kami tidak pernah dihiraukan, tapi kalau disini, kami disediakan minuman teh yang tidak bisa kami dapatkan dimana pun. Teh-nya benar-benar enak dan karyawannya juga mau diajak ngobrol,” lanjutnya.

Dan hal yang juga sangat membedakan adalah panas Bokashi Therapy yang diramu dari bahan-bahan rempah berkhasiat obat. Teknologi yang mulai berkembang di Jepang tersebut, tidak bisa dinikmati dimana pun kecuali Usadha Pak Oles yang hanya didirikan di Bali tepatnya di Jalan By Pass Ngurah Rai Kompleks Ruko Moleque, dan di Jalan WR Supratman Depan Balitex, Kesiman Denpasar. Panas Bokashi Therapy mampu merangsang syaraf tubuh bekerja lebih baik, sehingga bokashi therapi sangat berkasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit, seperti rematik melancarkan peredaran darah, pusing-pusing, susah tidur dan lain-lain.

‘’Wau panas sekali,” teriak salah seorang diantara mereka saat tubuh mereka yang dibalut baju berwarna hijau hingga menutupi ramput layaknya pakaian astronot dikubur ke dalam rempah berkhasiat obat. Biasanya untuk menghasilkan panas yang baik, ramuan diganti setiap lima hari sekali. Dan untuk mendapatkan hasil terbaik, sebaiknya tubuh dikubur selama 10 hingga maksimal 30 menit. ‘’Paling lama orang mampu bertahan 30 menit, tapi kalau campurannya baru sehari biasanya sangat panas sehingga paling lama orang bisa bertahan sepuluh menit,” jelas I Komang Karta, Manager Operasional Usadha Pak Oles atau JUS (Jasa Usaha Sehat) PT Karya Pak Oles Tokcer. (Beny Uleander & Made Sutami/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More

Selasa, September 06, 2005

Beny Uleander

Jejak Kecantikan Dibalut Tutup Botol & Karung Goni

Desainer Yenli Wijaya

Ide kreatif adalah buah inspirasi yang lahir dari suatu permenungan. Yenli Wijaya, kelahiran Pupuan, Tabanan, 16 Juni 1969, selaku disainer, inspirasi adalah ketukan suara halus di lubuk hati. Ia mencari jejak kecantikan dengan berpetualang mengumpulkan aneka pernak-pernik, artikel dan mengamati busana harian setiap suku bangsa. “Saya membuat busana untuk masyarakat lokal dengan sentuhan baru. Orang biasanya jatuh cinta dengan sesuatu yang baru itu,” ujar isteri Eddy Suryawiajaya.

Pengembaraan Yenli sampai di tanah Papua. Ia terkesan dengan kecantikan alami perempuan Papua yang mengenak rok dari alang-alang yang teranyam rapi. Ia pun improvisasi mengumpulkan karung goni putih bekas dan tutup botol bekas sembari menakar jejak kecantikan, elegan, modis dan menghilangkan kejenuhan berbusana standar. Untuk busana dari balutan tutup botol bekas, Yenli mengambil dasar warna pink dengan suatu filosofis. Warna pink identik dengan yang lembut, manis dan glamour. Namun rasa jenuh kadang mengikat satu ide untuk bermain lebih explore.

Potongan busana remaja: Sebuah atasan dengan tumpukan bahan tiller mirip sayap bis sebagai aksen dan aneka jenis kancing yang tidak berguna bisa jadi pemanis. Bustier ornament tutup botol disematkan dengan kancing bungkus berwarna pink. Pada rok, dibuat seperti lingkaran penuh (circle) yang dijahit menyerupai sangkar ayam dengan sobekan bahan sisa yang diobras ujung kanan dan kiri, lalu dijahit segi empat, dan diberi aksen tutup botol dan kancing.

Busana anak-anak: Potongan rok terbuat dari karung goni yang dibiarkan tanpa finishing. Bagian atas adalah robekan kain chipon sulk yang ditumpahi lem agar bisa berefek shinning. Pun bisa disematkan korsage yang cantik sebagai pusat perhatian.

Seluruh inspirasi diambil dari gaya berpakaian masyarakat pedalaman Papua. Sebuah rok bawah yang dibuat perpotongan rias dengan seluruh ornament dari bahan yang manis seperti aplikasi bordiran dan beads. Bagian atas agak seksi, kemben cantik yang hanya diikat di bagian belakang, dan diberi ornament agak juntai menutupi bagian perut di bagian depan. Mode ini bisa dijadikan pilihan jika Anda ingin tampil beda. ‘’Eksperimen gito loh,” tandas pemilik Yenli Costume Design di Jl P Ambon 6X Denpasar ini. (Beny Uleander /KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More

Sabtu, September 03, 2005

Beny Uleander

HUT Perdana MONTORKU Di Handlebar, Kuta

Diedar Gratis Dan Diterima Masyarakat di 6 Propinsi

Bagi seorang anak manusia, usia setahun dianggap sebagai awal menapak alur hidup nan panjang hingga ajal tiba. Dalam bidang usaha, usia setahun sebuah karya jadi moment mematangkan identitas perusahaan. Tabloid otomotif MONTORKU yang genap berusia setahun, kian matang menancapkan jati diri sebagai jendela informasi otomotif dari Bali untuk Indonesia. Demikian Direktur PT Visi Media Pak Oles, Dr Ir GN Wididana, M.Agr dalam sambutan HUT I MONTORKU di markas besar Motor Besar Club (MBC) Bali, Handlebar & Jak Resto Bar, Jl Boulevard Sunset Road 136 Kuta, Minggu (3/9).

MONTORKU, sebuah tabloid otomotif terbesar di Bali dengan tiras 30.000 eks tersebar di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, NTB dan Sulawesi Selatan. Bali merupakan pusat informasi karena menjadi destinasi pariwisata dunia, tempat artis ibukota dan manca benua menggelar konser. Dalam bidang otomotif, Bali dibidik sebagai daerah yang layak digelar ragam event nasional. “MONTORKU meramu informasi otomotif dari Bali dan sudah diterima masyarakat di enam propinsi,” ujar Wididana yang diakrabi Pak Oles.

Prestasi ini tak lepas dari dukungan produk unggulan Ramuan Pak Oles dengan ikon Minyak Oles Bokashi yang mendukung eksistensi MONTORKU. MONTORKU sendiri mengusung misi khusus dengan produk otomotif yang ramah lingkungan yaitu Spontan Power dan HEXON, Vitamin Oli Mesin. “Nanti juga ada produk baru KUDO sebagai vitamin BBM, tetapi peluncurannya akan ditunggu bersamaan dengan pengumuman kenaikan harga BBM gelombang kedua,” tambah Pak Oles yang disambut tepuk tangan meriah.

Pak Oles berkeyakinan, kiprah MONTORKU di jagat otomotif memiliki nilai tambah bagi para sponsor dan pemasang iklan. Kekuatan oplah yang besar dan disebar gratis di 6 propinsi tentu mendongkrak penjualan berbagai produk/iklan yang dimuat MONTORKU.

Sementara Pemred MONTORKU, Albert Kin Ose M mengemukan, Pak Oles Centre yang mengelola MONTORKU dan KORAN PAK OLES menawarkan konsep THREE IN ONE bagi para pemasang iklan. “Setiap iklan yang dipasang di Radio 89,8 Pak Oles FM juga dimuat gratis di MONTORKU dan KORAN PAK OLES. Sebaliknya, iklan kontrak di MONTORKU dan KORAN PAK OLES layak disiarkan di radio. Ini bukti penghargaan kami atas komitmen kerja sama dari para sponsor dan pemasang iklan,” tegas pria kelahiran Atambua, NTT.

Ultah perdana MONTORKU yang disponsori Bebas XL, Handlebar Jak & Resto dan 89,8 Pak Oles FM dihadiri para karyawan PT Karya Pak Oles Tokcer dan ratusan undangan, baik dari anggota klub mobil dan sepeda motor di Denpasar, para relasi dan mitra kerja seperti PT Antar Surya Jaya Surabaya, Suzuki Puma Bumen Redja Abadi, Yamaha Sari Untung Tabanan, Cok Konveksi, BRI, BCA dan Danamon. (Beny Uleander/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More

Jumat, September 02, 2005

Beny Uleander

Facial & Mandi Lulur Dengan Rempah Alami

Salon Kecantikan Modis

Suku-suku primitif dalam menggelar ritus tertentu selalu merias diri mereka secara khas. Selain mengenakan aksesoris tertentu, mereka juga mewarnai tubuh maupun rambut dengan cat alami. Ini menjadi petunjuk bahwa tata rias dan perawatan tubuh agar tetap tampil menawan sudah dikenal sejak dahulu kala. Hanya saja, saat itu belum ada salon khusus kecantikan yang siap memberikan fasilitas tata rias maupun jenis perawatan tubuh lainnya kepada publik.

Kegiatan merias diri dalam masyarakat kontemporer dimaknai sebagai bagian dari perawatan tubuh dan menjaga penampilan fisik yang menarik. Tak heran, bisnis salon kecantikan menjamur di mana-mana, terutama di kota-kota besar, termasuk Kota Denpasar. Memang, warga kota amat membutuhkan adanya tempat yang khusus menyiapkan fasilitas perawatan wajah, rambut, kulit sampai mandi rempah alias spa yang memberikan perasaan rileksasi dan segar.

Di tengah iklim persaingan bisnis ini yang kian tajam, Komang Dyastuti memberanikan diri membuka usaha salon kecantikan dengan nama Salon Modis di Jl Teuku Umar 210 AX, Denpasar. Tentu keberanian merintis usaha di bidang kecantikan dilandasi visi pengelolaan yang profesional dengan tenaga ahli, fasilitas memadai dan pelayanan yang berkualitas. Menurut Staf Operasional, Fransiska Widyaningrum, Salon Modis yang diresmikan 7 Januari 2005 lalu paling digemari anak muda terutama remaja puteri untuk creambath, cut dan wash blow. Paling ramai Sabtu dan Minggu di atas jam dua siang,” ujar wanita kelahiran Yogyakarta 13 Februari 1964.

Salon Modis terdiri dari tiga lantai. Lantai pertama khusus wash blow, cut, colour, highlighting, hair manicure, keriting, straightening, creambath, make up/sanggul, dan manicure/pedicure. Lantai dua untuk treatment atau perawatan wajah/facial. Sedangkan lantai ketiga khusus untuk spa atau mandi lulur dan massage. Fasilitas spa berupa bak mandi dari keramik luks dengan rempah-rempah alami. Fasilitas massage pun tak kalah menarik. Pengunjung dapat menikmati suasana hening, bersih, nyaman dan dilayani tenaga profesional berpengalaman.

Keseriusan Komang Dyastuti ditunjang dengan tujuh tenaga ahli untuk tata rias, spa dan massage. Seorang kasir dan cleaning servis yang memperhatikan kebersihan ruangan. Salon Modis dibuka mulai pkl 09.30 sampai 20.00 Wita. (Beny Uleander /KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Read More