Senin, Juli 26, 2004

Beny Uleander

Australia Minta Warganya Tetap Waspada

Nama Bali identik dengan kegiatan kepariwisataan. Bali, sebelum bom Legian 12 Oktober 2002 merupakan salah satu ‘perkampungan komunitas internasional’ di dunia. Kita bisa bertemu dengan bule dari berbagai belahan benua --Eropa, Amerika, Australia, Afrika dan saudara serumpun Asia--. Sayangnya, pasca bom Legian, pariwisata Bali benar-benar anjlok. Wisatawan asing diliputi perasaan traumatik untuk berkunjung ke Bali. Korban paling banyak berasal dari negeri Kanguru, Australia. Akibatnya, memasuki tahun baru 2003, tingkat hunian hotel menurun tajam.
Berdasarkan catatan dari Disparbud Bali, tingkat hunian dan pemesanan kamar hotel bintang tiga sampai bintang lima seperti di Kuta, Sanur, Ubud dan Nusa Dua menurun drastis, apalagi travel warning masih diberlakukan sejumlah negara. Kini pariwisata Bali kembali pulih meski sempat goyah akibat isu virus SARS dan Flu Burung. Namun ada ganjalan yang dirasa bisa memicu menurunnya tingkat kunjungan wisatawan asing yakni meningkatnya aksi kekerasan yang menimpa turis mancanegara.
Konjen Australia di Bali, Brian Diamond ketika dimintai pendapatnya seputar tindak kekerasan yang menyasar wisatawan asing hanya meminta pelakunya diadili sesuai hukum yang berlaku di Indonesia. Selebihnya, Diamond enggan berkomentar soal adanya bule Australia yang disasar maling. “Maaf, saya belum bisa berkomentar tanpa data yang akurat,” ujarnya. Namun, lanjutnya, Pemerintah Australia tidak melarang warganya untuk datang ke Indonesia termasuk Bali. “Memang pemerintah kami memberikan informasi soal keamanan di semua kepulauan Indonesia, termasuk Bali dan nasihat untuk selalu berhati-hati. Jadi sepenuhnya terserah pada warga kami sendiri,” imbuhnya.
Sebelumnya, guna mengantisipasi aksi kekerasan dan tindak terorisme, Kepolisian Federal Australia (AFP) telah membuka kantornya di Konsulat Jenderal Australia, Jl Muh Yamin, Renon, Denpasar pada 5 Juli lalu. Keberadaan kantor AFP yang diresmikan Menteri Kehakiman dan Bea Cukai Australia, Christopher Ellison diharapkan bisa mengefektifkan upaya memerangi kejahatan lintas negara seperti terorisme, wisata seks anak-anak, perbudakan seks dan penyelundupan manusia.
Saat itu Kapolda Bali, Irjen Pol Mangku Pastika menilai, Bali bisa mengambil keuntungan dari keberadaan kantor AFP. Alasannya, sebagian besar wisman yang berkunjung ke Bali berasal dari Australia. Kehadiran kantor AFP tentu memberi rasa aman bagi turis asal Australia.
Pada paro pertama tahun 2004, keadaan di Bali terutama kawasan wisata seperti Kuta, Sanur dan sekitar Denpasar, terjadi kekerasan yang mengganggu kenyamanan turis. Banyak ‘kaum preman’ yang melakukan aksi pencopetan, jambret, setengah perampokan, pemaksaan dan kekerasan. Umumnya, wisman dianggap banyak uang, mudah diperas, ditipu dan diancam. Tercatat Alexdra Sonia Miranda Gonzales, guide dan pemandu wisata asal Timor Leste dibekuk 16 Mei lalu karena memasukkan bubuk obat bius ke minuman James Cristie, warga Australia. Dari tangan korban disita Rp 3 juta, 2 kartu kredit dan 1 bungkus bubuk obat bius.
Mengejutkan, perampok turis asal Taipeh, Chang Chuang Chieng (40), diduga oknum polisi yang bertugas di Polda Bali, Bripka Joan Anaka dan Kornelius. Chieng ditodong senjata api dan uangnya Rp 37,4 juta diembat. Kedua pelaku akhirnya diringkus petugas Sat Reskrim Poltabes Denpasar, 4 April lalu. Ada juga oknum pengacara, Ny Aryana Sary SH (36), spesialis penipu orang asing dengan nilai miliaran rupiah terkenal ‘licin’ dalam menghilangkan jejak kejahatannya. Ia akhirnya diringkus aparat Polda Bali, beberapa waktu lalu.
Secara umum, tujuan utama seorang wisatawan adalah mengenal dari dekat negeri tertentu. Mereka mau beristirahat, mau cari yang enak, yang bagus, yang menyenangkan, melepaskan stres, frustrasi, mencari suasana baru, menghirup udara baru, segar dan bebas dari segala ketidakenakan. Bagi para pelancong yang kembali ramai berkunjung ke Indonesia adalah soal kepuasan, kesenangan dan kenikmatan. Karena itu, jika seorang wisatawan banyak menemui gangguan –sekecil apapun-- di tempat yang dituju, baginya perjalanan berwisata dianggap cacat dan mungkin untuk ke daerah tersebut, dianggap yang pertama dan terakhir kalinya. (Beny Uleander/KPO EDISI 63/MINGGU I AGUSTUS 2004)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :