Rabu, Juli 14, 2004

Beny Uleander

Biarkan Di Bali, Kita Menari

Duduk berjam-jam menunggui barang dagangan ternyata menjadi pekerjaan yang ditekuni dara manis Ari Novianti sejak tamat bangku SMU di Kota Malang, Jatim, tahun 1998. Kini, Novi, demikian nama manisnya, mendapat tugas baru sebagai penjaga Stand Ayu Collection di areal pameran Pesta Kesenian Bali (PKB), Art Center, yang berlangsung selama sebulan penuh. Stand tersebut milik Wayan Rudiana, pengrajin sandal dan tas asal Singaraja.
Sehari-harinya, Novi, bekerja di toko Ayu, Jl Ratna Denpasar. Ia disuruh majikannya menjadi penjaga stand secara bergantian dengan rekan-rekan kerjanya yang lain. Penghasilan dari penjualan tas tangan, bantal hias, sepatu dan sandal hias setiap hari tidak sama. “Kalau ramai, terutama malam Minggu bisa laku sampai Rp 500 ribu. Tetapi kalau sepi penghasilannya di bawah Rp 100 ribu,” ungkap gadis kelahiran Malang Selatan, 23 Juli 1978 ini polos.
Ditanya kesannya tentang penyelenggaraan PKB pada tahun ini, gadis berbintang Leo ini, menilai kegiatan PKB selama ini amat menyenangkan sekali. Ada banyak kegiatan seni dan pertukaran budaya dari setiap daerah di Indonesia. Peristiwa unik ini hanya terjadi dan berlangsung di Pulau Dewata ini. “Mas biarkan orang lain tahu di Bali ini kita menari. Meski di daerah lain ada kerusuhan dan perkelahian,” tuturnya dengan mimik wajah serius.
Novi mengaku jenuh dengan hingar-bingar politik di tanah air saat ini. Masing-masing calon pemimpin bangsa berlomba-lomba mencari dukungan. Padahal baginya, siapa saja yang bakal menjadi presiden tidak akan membawa banyak perubahan. Pasalnya, terang Novi, seorang presiden dituntut melakukan perubahan instant hanya dalam beberapa bulan saja. “Bayangkan saja Mas, reformasi baru jalan beberapa tahun, Masa harus ada perubahan mendadak,” ucapnya kritis.
Lebih jauh Novi menyatakan dirinya tak banyak peduli dengan siapa yang bakal jadi presiden. Memang ia sering ikut berita di televisi. Hanya saja ia tak suka dengar adanya kerusuhan di tanah air ini. “Semoga kebiasaan menari dan pentas seni setiap tahun di Bali ini masih menunjukkan kita ternyata bisa bersaudara meski berbeda agama dan suku,” harap gadis yang mengaku tengah menjalin cinta yang serius dengan pemuda Bali ini.

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :