Jumat, Mei 27, 2005

Beny Uleander

Ciptakan Pasar Lewat Informasi

Pernahkah Anda bermain internet? Jika pernah, tentu Anda tidak lagi mengalami kesusahan dalam hal informasi baik mengenai politik, ekonomi, budaya, kesehatan, seks dan sebagainya. Selain itu, jangkauan informasi yang bisa Anda dapatkan juga semakin luas karena tidak hanya informasi dari daerah saja melainkan juga informasi dari berbagai belahan dunia.

Kemajuan demi kemajuan dalam bidang teknologi di era globalisasi ini memang memacu tumbuhnya informasi hingga tiada batas. Oleh sebab itu, pengelolaan informasi menjadi sangat penting apalagi informasi mengenai sebuah perusahaan. Karena jika informasi tidak kita kelola, maka informasilah yang akan mengelola kita. Demikian ditegaskan Dr Ir Gede Ngurah Wididana MAgr, alias Pak Oles saat menjawab pertanyaan salah seorang peserta Pelatihan Kewirausahaan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional (TKPMP) di Hotel Artha, Denpasar.

Menurutnya, dengan adanya pengelolaan informasi, orang tidak akan mampu mempermainkan kita karena informasi telah dikendalikan. Dampak positif lain yang juga akan ditimbulkan adalah terbentuknya image yang akhirnya menciptakan pasar. ‘’Dengan adanya informasi yang benar, otomatis pemasaran akan tercipta dan penjualan pun tercipta. Oleh sebab itu saya membuat pusat informasi sebagai pusat pengendali informasi perusahaan yang disebut dengan Pak Oles Centre,” papar ayah empat anak ini.

Semangat Pak Oles dalam hal mengelola informasi memang pantas diacungi jempol, karena hingga kini PT Karya Pak Oles Tokcer telah memiliki 1empat media informasi yakni Koran Pak Oles, tabloit otomotif Montorku, Radio 89,8 Pak Oles FM dan website www.pakoles.com. ‘’Daripada saya harus memasang di koran lain lebih baik saya membuat koran sendiri karena sasarannya akan tepat dan pas, informasinya pun cepat,” tegasnya. (Arnold Dhae & Beny Uleander/KPO EDISI 84/MEI 2005)

Read More

Kamis, Mei 26, 2005

Beny Uleander

Burung Elang GNW Sudah Mengangkasa Di Nusantara

“Burung elang tak pernah singgah di sarang burung pipit”. Demikian bunyi sebuah peribahasa yang dikutip Pak Oles dalam Acara Sarasehan PT Karya Pak Oles Tokcer Cabang Bali di Hotel Yani, Denpasar, Minggu (26/5). Peribahasa tersebut mengandung torehan kebenaran dalam melakoni dunia entrepreneur. PT Karya Pak Oles Tokcer dalam ranah bisnis tergolong perusahaan ‘balita’ bak gurita yang mulai menancapkan belitan Ramuan Pak Oles di seluruh Indonesia. Karena itu, tata kelola sistem, manajemen, informasi dan teknologi harus terus dibenahi menuju taraf perusahaan profesional. “Burung Elang dan Harimau menjadi simbol dalam dunia kepemimpinan. Sebagai perusahaan yang mulai bertumbuh besar, kita harus mensinergiskan berbagai kekuatan yang dimiliki,” ungkap Pak Oles. Karena itu, diperlukan kekuatan sikap dan kemampuan memimpin organisasi. Setiap karyawan/wati di berbagai divisi dan unit perlu memacu dirinya menjadi elang yang bisa terbang tinggi bukan sekedar menjadi burung pipit.

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang terus diperbaharui dari waktu ke waktu. Demikian pula PT Karya Pak Oles Tokcer tidak boleh bersikap takabur dengan memegang kebanggaan sebagai perusahaan jamu terbesar di Bali. Kalau tidak diiringi dengan kemampuan membaca trend pasar dan keinginan konsumen, maka perusahaan jamu ini akan terlindas oleh perusahaan serupa.

Perusahaan yang berlambang bunga padma dengan tulisan GNW (Gede Ngurah Wididana) ini seperti burung elang yang telah mengangkasa di Persada Nusantara. Mau tak mau, semua divisi dan unit dalam perusahaan baik produksi, pemasaran dan promosi harus berjalan sinergis. Apalagi perusahaan ini didukung dengan pusat informasi yaitu Koran Pak Oles dan Radio. Informasi perlu dikemas secara tepat sasar sehingga mampu menciptakan pasar. “Kita terus mempelajari peta kekuatan diri termasuk peta uang masuk dan keluar. Kalau peta itu sudah ditemukan maka kita mampu mencapai target yang masih abstrak tersebut,” tambah Pak Oles.

Pemetaan tersebut dicapai lewat proses pembelajaran, pengalaman dan diskusi. Pad akhirnya ditemukan inti kekuatan perusahaan berbendera GNW ini tidak pada investment on asset tetapi pada investment on cash flow. Uang menghasilkan uang. Investasi pemasaran dengan membuka cabang-cabang baru di setiap propinsi, investasi produksi yang meliputi peralatan, gudang, bahan baku dan kekuatan merk produk. Terakhir, investasi kantor manajemen. “Inilah bentuk investasi kita yang berbeda dengan perusahaan lain yang lebih pada investasi barang kelihatan. Ini karena kekuatan ajian waringin sungsang,” tegas Pak Oles.

Sarasehan tersebut dihadiri Direktur Ir Agus Urson, Manajer Keuangan Ayu Lidyawati, Kacab Bali Ir Gede Ginarka , para kepala unit se Bali, Divisi Humas, Radio, Jasa Usaha Sehat (JUS), IPSA, Staf Produksi dan Pemasaran Pupuk Bokashi Bali. Ajang ini diisi dengan pemaparan perkembangan terkini setiap divisi dan merumuskan tantangan riil di lapangan untuk meraih peluang pasar dengan memproduksi Ramuan Pak Oles yang unggul baik dari segi kuantitas maupun kualitas. (Beny Uleander/KPO EDISI 84/MEI 2005)

Read More

Senin, Mei 16, 2005

Beny Uleander

‘Jadi Rumah Baru’

Sugeng Setyati

Acungan jempol layak diberikan kepada Sugeng Setyadi atas kesetiaannya melakoni profesi sebagai SPG Ramuan Pak Oles di Genteng, Banyuwangi. Pada tahun 2002, Sugeng memutuskan bergabung dengan PT Karya Pak Oles Tokcer. Komitmennya tak pernah pudar meski semua teman SPG seangkatannya telah beralih profesi. “Kala itu, saya melihat Ramuan Pak Oles memiliki prospek. Karena itula saya membangun komitmen untuk bertahan terus di bidang marketing,” ujar pria kelahiran Trenggalek, 27 Desember 1973.

Seiring perjalanan waktu, tahun 2003, Sugeng dipercaya sebagai Team Leader. Pengalaman jatuh bangun merekrut, membina dan melatih SPG sebagai marketer andal di lapangan membentuk jati diri Sugeng sebagai koordinator lapangan yang gigih dan tangguh.

Memang duka derita suami Astri Sulandari dan ayah Bima Sakti ini belum berakhir. Hidup terus berjalan dan karir pun terus meningkat. Ketika Pjs Kacab Bali, Ir Gede Ginarka memperluas areal pemasaran Ramuan Pak Oles memasuki Kabupaten Probolinggo, Jatim, Sugeng ditunjuk menjadi kepala unitnya. Ini berarti tugasnya makin berat dan tanggung jawab kian besar. “Mulai Juli minggu kedua Pak Sugeng sudah di Probolinggo,” ujar Ginarka.

Apakah sudah siap Mas? Saya belum tahu pasti kapan tiba di Probolinggo. Tapi saya siap membentuk team leader dengan SPGnya,” ujarnya mantap. Selamat bertugas di rumah baru. (Beny Uleander/KPO EDISI 84/MEI 2005)

Read More