Kamis, Mei 26, 2005

Beny Uleander

Burung Elang GNW Sudah Mengangkasa Di Nusantara

“Burung elang tak pernah singgah di sarang burung pipit”. Demikian bunyi sebuah peribahasa yang dikutip Pak Oles dalam Acara Sarasehan PT Karya Pak Oles Tokcer Cabang Bali di Hotel Yani, Denpasar, Minggu (26/5). Peribahasa tersebut mengandung torehan kebenaran dalam melakoni dunia entrepreneur. PT Karya Pak Oles Tokcer dalam ranah bisnis tergolong perusahaan ‘balita’ bak gurita yang mulai menancapkan belitan Ramuan Pak Oles di seluruh Indonesia. Karena itu, tata kelola sistem, manajemen, informasi dan teknologi harus terus dibenahi menuju taraf perusahaan profesional. “Burung Elang dan Harimau menjadi simbol dalam dunia kepemimpinan. Sebagai perusahaan yang mulai bertumbuh besar, kita harus mensinergiskan berbagai kekuatan yang dimiliki,” ungkap Pak Oles. Karena itu, diperlukan kekuatan sikap dan kemampuan memimpin organisasi. Setiap karyawan/wati di berbagai divisi dan unit perlu memacu dirinya menjadi elang yang bisa terbang tinggi bukan sekedar menjadi burung pipit.

Setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang terus diperbaharui dari waktu ke waktu. Demikian pula PT Karya Pak Oles Tokcer tidak boleh bersikap takabur dengan memegang kebanggaan sebagai perusahaan jamu terbesar di Bali. Kalau tidak diiringi dengan kemampuan membaca trend pasar dan keinginan konsumen, maka perusahaan jamu ini akan terlindas oleh perusahaan serupa.

Perusahaan yang berlambang bunga padma dengan tulisan GNW (Gede Ngurah Wididana) ini seperti burung elang yang telah mengangkasa di Persada Nusantara. Mau tak mau, semua divisi dan unit dalam perusahaan baik produksi, pemasaran dan promosi harus berjalan sinergis. Apalagi perusahaan ini didukung dengan pusat informasi yaitu Koran Pak Oles dan Radio. Informasi perlu dikemas secara tepat sasar sehingga mampu menciptakan pasar. “Kita terus mempelajari peta kekuatan diri termasuk peta uang masuk dan keluar. Kalau peta itu sudah ditemukan maka kita mampu mencapai target yang masih abstrak tersebut,” tambah Pak Oles.

Pemetaan tersebut dicapai lewat proses pembelajaran, pengalaman dan diskusi. Pad akhirnya ditemukan inti kekuatan perusahaan berbendera GNW ini tidak pada investment on asset tetapi pada investment on cash flow. Uang menghasilkan uang. Investasi pemasaran dengan membuka cabang-cabang baru di setiap propinsi, investasi produksi yang meliputi peralatan, gudang, bahan baku dan kekuatan merk produk. Terakhir, investasi kantor manajemen. “Inilah bentuk investasi kita yang berbeda dengan perusahaan lain yang lebih pada investasi barang kelihatan. Ini karena kekuatan ajian waringin sungsang,” tegas Pak Oles.

Sarasehan tersebut dihadiri Direktur Ir Agus Urson, Manajer Keuangan Ayu Lidyawati, Kacab Bali Ir Gede Ginarka , para kepala unit se Bali, Divisi Humas, Radio, Jasa Usaha Sehat (JUS), IPSA, Staf Produksi dan Pemasaran Pupuk Bokashi Bali. Ajang ini diisi dengan pemaparan perkembangan terkini setiap divisi dan merumuskan tantangan riil di lapangan untuk meraih peluang pasar dengan memproduksi Ramuan Pak Oles yang unggul baik dari segi kuantitas maupun kualitas. (Beny Uleander/KPO EDISI 84/MEI 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :