Jumat, September 09, 2005

Beny Uleander

Teknik Pijat Zendo Perbaiki Keseimbangan Struktur Tulang

Pijat adalah salah satu terapi pengobatan yang paling tua di dunia. Pijat selain untuk mengobati juga berfungsi mencegah berbagai penyakit yang berhubungan dengan ketegangan sistem syaraf seperti gejala kecemasan, tekanan darah tinggi, depresi, insomnia (sulit tidur), dan stres. Sejumlah penyakit ini biasanya ditandai dengan sakit pada punggung, sakit kepala, nyeri otot dan sejumlah rasa nyeri tubuh lainnya.

Hampir setiap negara memiliki teknik pijat yang berbeda-beda. Pijat sendiri sudah dikenal di abad kelima sebelum masehi saat Hippocrates, dari Yunani menulis buku tentang seni ini. Pijat juga ditemukan di Cina, Mesir, dan Roma.

Ada satu teknik pijat asal Jepang yang kini berkembang di Bali yaitu Pijat Zendo. Dalam teropong pakar olah tubuh asal Swiss, Per Henrik Ling, Zendo tergolong dalam teknik pemijatan Percussion (Tapotement): gerakan mengetuk dengan tangan di bagian tubuh, khususnya di bagian punggung. Teknik ini mencakup memukul dengan tangan menggenggam atau dengan jemari, atau dengan gerakan menepuk dengan telapak tangan.

Zendo dikembangkan Rudi Rahmat, MBA di Rumah Sehat Ryu Zendo Holistic Therapy,Jl Cok Agung Tresna No 118, Renon Denpasar. Pasien dipijat selama 30 menit. Ilmu pijat Zendo dipelajari Rudi di Jepang tahun 1994. Pada tahun 1996, pria kelahiran Makassar 15 Desember 1959 ini terbang ke Bangkok, Thailand untuk mendalami Thai-Massage. “Pijat Zendo memadukan teknik pijat Shiatzu dengan Chiropractic yang berfungsi untuk pembetulan letak tulang. Pergeseran tulang yang berujung pada ketakseimbangan tubuh bisa dideteksi lewat pemijatan Zendo atau bisa diketahui yang bersangkutan dengan melihat tingkat keausan sandal atau sepatu. Telapak sepatu yang aus tidak merata berarti struktur tulang terganggu dan perlu diseimbangkan kembali,” jelas ayah dua anak yang dulu gemar belajar ilmu bela diri.

Kini Rudi telah mendidik 6 tenaga terapis Zendo yang handal. “Ada pasien yang mengaku sakit jantung dan stroke akhirnya sembuh setelah dipijat. Ada juga yang tidak bisa mencapai kesembuhan total karena tidak tekun terapi. Kalau di Surabaya para keluarga umumnya sudah rutin menjalani terapi tetapi di Bali baru ada gejala ke arah itu,” tambahnya. (Beny Uleander/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :