Minggu, Agustus 28, 2005

Beny Uleander

Banteng Tua Menyodok Panggung Musik Cadas

God Bless Grup Rock Legendaris

Berkarya hingga uzur dan memompa semangat muda di usia senja. Itulah tekad God Bless, sebuah grup band rock legendaris di tanah air yang sudah berusia 32 tahun. Dari 5 personil God Bless, empat orang berusia di atas 55 tahun yaitu Achmad Albar (vokalis), Ian Antono (gitar), Dony Fatah (bas), Abadi Susman (keyboard). Termuda cuma Gilang Ramadhan (drum), 42 tahun.

Menyebut nama God Bless, orang langsung teringat akan si ‘kribo’ Achmad Albar yang menjadi ikonnya. Juga nama God Bless sudah tertancap kuat di benak generasi muda yang lahir di era 60 – 70-an. God Bless lahir di Jakarta tahun 1973 dan manggung pertama kali di ‘Teater Terbuka’ Taman Ismail Marzuki. Tempat ini pada jamannya dianggap sebagai test case praktisi seni menggelar karyanya.

Ketika ditemui di Serangan, Sakenan, Bali, Minggu (28/8), Achmad Albar bersama personil pendukung God Bless menyatakan niat come back. Memang ada keraguan menengok usia mereka sudah tak layak lagi tampil membawa musik rock yang membutuhkan energi yang besar. Namun melihat penampilan mereka di panggung A Mild Soundrenaline 2005 di Serangan yang tetap energik, ‘sangar’ dan menghipnotis ribuan penonton, keraguan itu lenyap seketika. God Bless kembali ke zaman keemasannya. Publik seakan tak percaya, God Bless tampil dengan jiwa sporty dan muda.

Soal latihan, Achmad Albar mengakui tidak membutuhkan waktu yang panjang. Karena tingkat kematangan yang memadai di antara personil God Bless maka penyesuaian dan penguasaan beberapa lagu cuma dalam satu sampai dua kali latihan bersama. “Untuk tampil di Surabaya lalu kami sempat latihan dua kali. Untuk tampil di Bali hanya latihan sekali saja,” ungkap Albar yang akrab dipanggil Bang Iyek kelahiran Surabaya, 16 Juli 1946 dari pasangan Farida Hasni dan Syech Albar.

Kini God Bless sedang merencanakan untuk meluncurkan album baru. “Materi memang sudah ada tetapi kami masih menunggu waktu yang tepat,” ujar Dony Fatah kelahiran Ujung Pandang, 24 September 1949. Hal ini ditanggapi Achmad Albar dengan menyebutkan kendala masih pada manajemen God Bless yang masih ditangani secara internal. Yang pasti ada target. Tahun 2006, God Bless akan melakukan tour Reinkarnasi keliling beberapa kota di Indonesia.

God Bless memang tak lepas dari sosok Achmad Albar yang kembali menyatakan tekad akan kembali menghidupkan God Bless. “Yah..saya berharap kami semua tetap bersatu dalam God Bless,” tekadnya.

Ketika masa kanak-kanak, Albar sempat membintangi sejumlah film layar lebar antara lain Jenderal Kancil. Tahun 1966-1967. Achmad berangkat ke Belanda dan bergabung dengan kelompok musik “Take Five” kemudian pindah grup band “Clover Leaf” hingga tahun 1972. Bersama Cloxer Leaf Achmad menghasilkan satu album dengan lima buah single hitsnya antara lain “Don’t spoil My Day” & “Grey Clouds”.

Sekembali dari negeri Belanda pada Desember 1972, Ahmad Albar bersama Dony Fattah membentuk God Bless tepatnya pada bulan Mei 1973.

Sulit mencari gitaris rock andal, Ahmad Albar harus merekrut teman sesama musisi asal Belanda, Ludwig Lemans. Gebrakan perdana pada konser musik bergengsi SUMMER 28 yang diselenggarakan di Ragunan, pasar Minggu, Jakarta Selatan. Formasi awalnya Fuad Hassan (drum), Ahmad Albar (vocal). Ludwig Lehmans (gitar), Donny Fattah (bas) dan Deddy Dores (keyboard) setahun kemudian (1973) ketika mereka tampil di Taman Ismail Marzuki, Deddy Dores posisinya digantikan banyak Jockie Suryoprayogo (keyboard) yang pada akhirnya banyak memberikan kontribusi pada group band ini.

Bongkar pasang personel di tubuh God Bless terus terjadi, apalagi ditinggal Ludwig ke negeri Belanda pada akhirnya 1973, otomatis harus mencari gitaris yang setara dengannya. Di posisi gitar pernah tercatat nama Dedy Dores dan Odink Nasution. Yang dramatis, ketika bulan Juni 1974, penggebuk drum berbakat Fuad Hasan dan Soman Lubis (keyboard) mengalami kecelakaan lalu lintas di Tugu Pancoran, Jakarta Selatan. Pecinta God Bless berkabung lama. Untuk mengisi kekosongan, direkrutlah Nasution bersaudara (Odink Nasution, keenam Nasution dan Debby Nasution ). Namun pada tahun 1975 terbentuk formasi solid untuk eksistensi God Bless di masa datang.

Album perdana GOD BLESS diluncurkan tahun 1975 dengan formasi Achmad Albar (vokal), Ian Antono (gitar), Donny Fatah (bass), Teddy Sujaya, (drum) dan Yockie Suryoprayogo (keyboard). Lagu Hits andalan ‘Huma di Atas Bukit’ dan ‘She Passed Away’.

Nama God Bless semakin berkibar. Anak-anak band yang memilih aliran musik rock ini menguasai seluruh panggung pertunjukkan di Indonesia. Maka pada tahun 1980 mereka merilis album kedua “CERMIN” , dengan pemain keyboard Abadi Soesman yang menggantikan posisi Yockie yang harus mengerjakan sejumlah proyek musik di grup. Lagu hits CERMIN: Musisi, Selamat Pagi Indonesia dan Balada Sejuta Wajah.

Sejak merilis CERMIN, God Bless lama vakum. Masing-masing personelnya sibuk. Donny Fatah, salah satu pendiri grup ini berangkat ke Amerika untuk memperdalam bisnis musik, sedangkan Achmad Albar sibuk sengan solo kariernya. Hingga tahun1986, sepulang Donny dari Amerika, God Bless kembali masuk rekaman dengan kembali ke format : Achmad Albar, Donny Fatah, Yockie Soeryoprayogo, Ian Antono dan Teddy Sujaya dengan merilis album Semut Hitam yang didanai Log Zhelebou8r, yang sekaligus menjadi promotor pertunjukan musik gaek ini dan meraih sukses dan penjualan albumnya. Lagu hits: Semut Hitam, Kehidupan dan Rumah Kita.

Di tahun 1989, Ian Antono cabut dari group dan posisinya digantikan Eet Syahranie, gitaris muda yang cukup potensial. Lahirlah album RAKSASA (1989) dengan lagu hits Menjilat Matahari dan Raksasa. Tahun 1990 mereka menggubah serangkaian hits God Bless dari album-album terdahulu yang dikemas dengan apik dalam THE STORY OF GOD BLESS sebagai almub V dengan hits panggung Sandiwara dan Sesat.

Kemudian terjadi kevakuman kali ini cukup lama. Masing-masing personil terpencar berkolaborasi dengan para musisi lain seperti Setiawan Djodi, Iwan Fals, Totok Tewl, Sawung Jabo dan beberapa musikus lain. Sedangkan Ahmad Albar dan Donny Fattah bergabung bersama Ian Antono dengan Yay Moekito (drum) dan Harry Anggoman (keyboard), yang menghasilkan album BARA TIMUR (1991) double album LIVE IN JAKARTA (1992), LASKAR (1993), PRAHARA-LIDAH PETAKA (1997).

Kejenuhan dari kesibukan masing-masing personel God Bless mulai terasa. Justru mereka merasa rindu dan kangen untuk bergabung kembali di God Bless yang mereka bangun dengan susah payah, Di tahun 1997 mereka sepakat untuk berkumpul dan terealisasilah formasi God Bless yang XII (1997-1999): Achmad Albar (Vocal),Ian Antono (Gitar), Eet Syahranie (Bass), Donny Fattah (Drum), Yockie Suryoprayogo (Keyboards). Lahir album “APA KABAR” tahun 1997.

Sampai dengan tahun 2003, perjalanan God Bless sudah diwarnai dengan formasi personil sampai XVIII. Group musik cadas God Bless masih tetap berdiri kokoh bagai ‘karang’. Kini ia sudah menjadi legenda bagi perjalanan musik rock di Indonesia. God Bless yang masih tetap berdiri bagai banteng tua. (Beny Uleander/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :