Minggu, Agustus 28, 2005

Beny Uleander

Diguyur Duit, Slank Mulai Berinvestasi

Sebagai band papan atas Indonesia, Slank memiliki sejuta penggemar yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Ketenaran dan duit menumpuk di kantong Kaka (vokal), Bimbim (drum), Abdee (gitar), Ridho (gitar) dan Ivanka (bas). Lantas, slank pun mulai berinvestasi ala manajemen partai politik.

Massa Slank yang disebut Slanker membentuk organisasi di setiap kota yang memback-up kiprah Slank. Band yang bermarkas di Jl. Potlot Jakarta ini telah menyimpan fans fanatik terdaftar dalam komunitas Slankers sebanyak 400.000 orang. Slankers inilah pembeli fanatik kaset dan CD, merchandise Slank, dan penonton konser Slank, yang terus mencoba menghindari membeli barang bajakannya. “Kami selalu mengagendakan pertemuan dengan para slankers. Yang pasti di mana ada Slankers pasti kami akan konser di tempat mereka. Hanya jadwalnya harus disusun jauh hari sebelumnya. Kami berusaha sisihkan waktu untuk curhat,” ujar Kaka yang ditemui di arena Konser A Mild Soundrenaline 2005 di Serangan, Bali.

Untuk Bali, pernah terbentuk Slankers di Singaraja tahun 1999 namun kepengurusan sempat vakum. “Di Bali, kami kukuhkan kembali funs club dengan nama Bidadari Penyelamat. Mereka mengenakan busana adat Bali. Kami resmikan ulang pengurus dengan ketua dan anggota yang baru,” tambah Kaka.

Kini ada 70 cabang Slankers di Indonesia. Karena itu, Slank tetap terobsesi menjaga keutuhan negeri ini dari bahaya pertikaian horizontal. Salah satunya, slank pada tanggal 5 desember mendatang akan menggelar konser perdamaian di Aceh. “Kami ingin melihat langsung realisasi perdamaian RI-GAM di Aceh. Udah lagu tentang kisah perjanjian Aceh

Jilid II. Kita akan lihat apakah perjanjian itu murni atau tidak,” tegas Bimbim. Kaka juga menegaskan bahwa slank tetap berkomitmen mengusung semangat muda sebagai diri nasionalisme.

Dikorek soal penggunaan duit yang mereka terima, jawaban personil Slank ini beragam. Tapi yang pasti mereka tak mengelak duit yang diterima sudah dipakai untuk memenuhi standar hidup layak dan membangun bisnis kecil-kecilan. “Saya mendirikan pabrik gitar dengan label Marlik Gitar. Usaha ini allhamdulilah sudah berjalan,” ujar Ridho. Untuk Abdee, penghasilan yang diterimanya digunakan untuk membangun rumah dan menjalankan bisnis-bisnis kecil yang ditawarkan relasi terdekatnya. Sedangkan Kaka dengan serius menyebutkan uang yuang didapat selama ini terus ditabung untuk masa tua. “Cita-cita saya nanti ingin keliling dunia dan membeli tanah di pesisir pantai. Suatu saat saya ingin menjadi nelayan,” ujar Kaka serius. Sementara Bimbim dengan guyon berkilah sedang merintis usaha penanaman cabe keriting. “Aah nggak. Cuma guyon,” elaknya menghindari rasa penasaran wartawan media ini.

Ditanya kiat menjaga kekompakan, Bimbim yang dituahkan menjawab bahwa kuncinya adalah saling percaya di antara sesama mereka. “Kami sering bertemu bukan hanya ada job untuk manggung atau latihan tetapi seperti keluarga kapan saja. Karena sering kumpul kami jadinya selalu saling percaya,” ujar Bimbin.

Slank berdiri pada Desember 1983 yang bermula dari Cikini Stones Complex (CSC), band yang terdiri dari anak-anak SMA perguruan Cikini. Di band inilah Bimo Setiawan alias Bimbim (dram), Boy (gitar), Kiki (gitar), Abi (bas), Uti (vokal) dan Well Welly (vokal) mengekspresikan kesukaan mereka terhadap karya-karya Rolling Stones.

Tapi sayang kemudian band ini dibubarkan. Bimo Setiawan atau lebih dikenal dengan sebutan Bimbim tetap bertekad untuk bermusik. Lalu bersama dua orang saudaranya Denny dan Erwan, ia membentuk Red Evil. Berbeda konsep dengan CSC, Red Evil mulai menyisipkan karya sendiri ketika mereka tampil membawakan karya-karya Van Halen.

Merasa tidak puas dengan satu gitaris, Bimbim pun mengajak serta Bongky yang saat itu tercatat sebagai gitaris Reseh Band. Namun kedatangan Bongky di Red Evil membuat mundur gitaris yang akan didampinginya. Penampilan mereka yang terkesan asal-asalan kadang urakan membuat mereka kerap disebut slenge’an oleh teman-temannya. Mulai saat itulah Red Evil pun berubah nama menjadi Slank dengan formasi awal, Bimbim (drum), Erwan (vokal), Bongky (gitar), Denny (bas) dan Kiki (gitar).

Sejak itu pula, rumah Bimbim di Jl. Potlot III/14 Pancoran, Jakarta Selatan dijadikan tempat ngumpul alias markas kelompok Slank.

Penampilan pertama Slank digelar di Universitas Nasional. Kendati berlangsung kacau, tapi kejadian ini tak menyurutkan Slank untuk ikut festival band KMSS di Istora Senayan, Jakarta.

Melihat Slank yang tidak menunjukkan tanda-tanda kemajuan Erwan pun memutuskan untuk keluar. Posisinya digantikan Uti dan Lala. Tapi tak lama kemudian posisi mereka digantikan Well Welly yang dulu menjadi vokalis CSC.

Formasi Slank terus berubah hingga menjadi solid ketika Bimbim dan Bongky merekrut Kaka (vokal), Pay (gitar) dan Indra Q. (kibor). Mereka kemudian memutuskan serius di jalur musik mereka dan mencari jalur untuk rekaman. Keunikan Slank adalah berani menampilkan warna musik yang berbeda dari pop, rock, sampai etnik.

Tahun 1991, dalam ajang BASF Award, Slank meraih predikat “Pendatang Baru Terbaik” dengan album album Suit-Suit... Hey Hey... (Gadis Sexy) yang menampilkan hits Memang dan Maafkan. Slank pun mulai panenprestasi danpenghargaan seperti MTV Asia Awards Nominator 2003 aaatau BASF Awards Best Selling Album 1994/1995for Rock category dengan meraih perikat Double Platinum Album Category

Sayang, formasi solid ini pun ternyata harus pecah. Pay, Bongky dan Indra memutuskan hengkang. Posisi mereka digantikan oleh tiga personel baru, yakni Abdee (gitar), Ridho (gitar) dan Ivanka (bas). Seiring dengan itu, semangat bermusik, penampilan Slank pun mulai berubah. Bagi Bimbim dan Kaka, tiga personil baru ini membawa gairah yang baru. Sampai saat ini, Slank sudah mengeluarkan 15 album: Suit-Suit Hehe/Gadis Sexy 1990, Kampungan 1991, Piss 1993, Generasi Biru 1994, Minoritas 1996, Lagi Sedih 1997, Tujuh 1998, Mata Hati Reformasi 1998, Konser piss 30 kota (Live Album) 1998, 999 + 09 (Double Album) 1999, Virus 2001, Slank Virus Road Show (Live Album) 2002, Satu Satu 2003 dan Slank Bajakan (Kompilasi Live 2003). (Beny Uleander/KPO EDISI 89/OKTOBER 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :