Senin, Agustus 08, 2005

Beny Uleander

Bentengi Diri Dari Rematik Dengan Parem Antik

Pepatah Latin, Mensana in Corpore sano menyibak arti kesatuan integral pikiran/jiwa yang sehat mendukung kebugaran tubuh. Sebaliknya, jiwa yang sakit memicu ketakseimbangan badan. Jiwa yang sakit diterjemahkan sebagai situasi stres, perasaan traumatis, schizoferenia (keterpecahan jiwa) dan beban emosional yang tak tersalur. Akibatnya, tubuh mudah lesu, loyo dan pada akhirnya seseorang jatuh sakit. Inilah suatu kondisi riil keterkaitan utuh jiwa dan badan.

Namun ada penyakit yang diderita seseorang karena faktor fisik seperti ketuaan. Salah satunya, rematik yang bisa menyerang siapa saja karena proses penuaan tulang. Rematik memang amat menjengkelkan dan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Udara dingin, bekerja di sawah, mandi dengan air dingin dan makan makanan yang banyak mengandung kapur memperberat penyakit rematik.

Untuk mengatasi penyakit rematik yang amat menyiksa, Dr Ir GN Wididana, M.Agr selaku pakar pengobatan tradisional meracik ramuan tradisional, Parem Antik, sebuah parem anti rematik diproduksi Industri Kecil Obat-obatan Tradisional (IKOT) Bokashi.

Parem Antik dibuat dari berbagai jenis tanaman rempah yang berkhasiat obat melalui proses fermentasi dengan Teknologi Effective Microorganisms (EM)dapat mengobati atau mengurangi rasa sakit karena rematik. Antioksidan yang dikandung dalam tanaman rempah yang berkhasiat obat menyerap langsung ke tulang dan persendian sehingga rasa nyeri menjadi berkurang.

Parem Antik terdiri dari oleum cocos 60%, oleum cajuputi 5%, oleum citronellae 5%, oleum eugenol 5%, zingiberis rhizoma 5%, alocasiae rhizoma 5% dan bahan lainnya sampai 100%. Parem Antik selain mencegah rematik juga berkhasiat mengobati sakit pegal linu, salah urat dan keseleo.

Parem Antin sebelum digunakan dikocok terlebih dahulu. Sesudah itu diurutkan pada bagian tubuh yang sakit, digunakan untuk pijat dan urut, menghangatkan badan dan memperlancar peredaran darah. Sehingga amat cocok untuk penderita rematik yang tak tahan dengan udara dingin.

Nyoman Senden, warga Busungbiu, Buleleng telah merasakan khasiat alami Parem Antik. “Pada 5 Mei 1995 hingga November 2002, saya terserang rematik pada lutut sebelah kanan. Untuk bergerak ke mana-mana, sulitnya bukan main. Setelah hampir 5, saya mencoba gunakan Parem Antik dengan mengoleskan pada lutut yang terasa sakit itu sebanyak 4 X sehari,” tutur petani cengkeh tersebut. Hasilnya, rasa sakit dan nyeri pada lutut pun dari hari ke hari terus berkurang. Akhirnya hilang sama sekali.

Hal serupa dialami Hj Kalsum (51), warga Dr Cipto 31 A, Sumbawa Besar, NTB, kerap merasa sakit pada persendian dan siku-siku kakinya. “Kesemutan pada kaki dan tangan juga sangat sering menganggu saya. Almahdullillah, setelah saya memakai Parem Antik, siku-siku yang selama ini saya derita sudah hilang. Dulu kalau saya makan kangkung langsung sakit dan kambuh,” ujarnya. (Beny Uleander/KPO EDISI 86/AGUSTUS 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :