Minggu, September 25, 2005

Beny Uleander

Kisah Raja Kasting Yang Pernah Dirampok

Irfan Hakim

Kiprah Irfan Hakim di dunia entertainment kian mengkilap. Padahal, bintang iklan, aktor dan presenter ini merintis karirnya dengan susah payah. "Memang tidak gampang menjadi aktor dan presenter," ungkapnya saat ditemui usai jadi presenter dalam Roadshow KDI 2 di Padanggalak, Denpasar, malam Minggu (24/9). Irfan mengawali karir sebagai foto model di majalah Aneka Yess tahun 1998. Untuk menemukan karakter dan mengasah kemampuan aktingnya, Irfan mengaku paling rajin mengikuti kasting yang diselenggarakan berbagai rumah produksi di Jakarta meski awalnya sempat ditentang keluarga.

"Saya tinggal di Bandung dan kastingnya di Jakarta. Saking rajinnya, saya ikut kasting akhirnya saya dijuluki raja kasting. Saya sering naik bus, menumpang kereta atau taksi. Itu sudah biasa. Bahkan pernah dirampok dan diculik oleh sopir taksi. Paling serem ketika dirampok di bus, tapi untunglah saya selamat karena feeling saya kuat," kenang lajang yang kerap membawa perlengkapan sembahyang dalam tasnya.

Lama perjalanan Bandung-Jakarta sekitar 4 jam padahal kastingnya hanya 5 menit. Namun Irfan sudah bertekad untuk menjadi aktor. "Kadang-kadang waktu kasting, saya sudah capai sekali. Seringkali saya ganti pakaian di Bajaj atau di toilet mall yang dekat lokasi syuting. Saya tetap berusaha menampilkan peran dan karakter yang dikehendaki produser atau sutradara. Saya cerewet dengan karakter yang dicari," kisah lajang kelahiran Bandung, 5 Oktober 1975 sebagai anak ke-7 dari 8 bersaudara pasangan H Rosyid Sukariah dan Hj Djuariah.

Meski kelelahan, Irfan mengaku sutradara benar-benar puas dengan peran dan karakter yang dijiwainya. "Waktu kasting, kita disuruh bicara kayak anak ABG, anak tujuh belasan, jadi eksekutif muda atau menjadi bapa muda. Ya keseriusan saya, 80% gol. Saya bisa jadi bintang iklan sebuah produk minuman. Pada akhirnya ada yang iri dan sebar gosip, kalau Irfan sudah ikut kasting kita pulang saja, pasti si Irfan yang gol," ujarnya sambil tertawa renyah.

Alumnus IAIN Sunan Gunung Djati, Bandung ini tetap meyakini bahwa kualitas kasting terletak pada keseriusan menghidupi peran tertentu. Apalagi kelak seorang artis harus profesional dalam memainkan peran apa saja yang dimintai sutradara.. Selain itu, kualitas terbentuk lewat proses pengalaman. "Saya main pertama kali di sinetron Cinta Pertama sebagai cowok drummer bersama Sheila on 7 dan Maudy Koesnaedi. Sungguh pengalaman yang menyenangkan. Di antara mereka, aku tetap merasa biasa namun berusaha semaksimal mungkin mengeluarkan kemampuan aktingku. Meski masih sebatas pemeran pembantu tapi jadi pengalaman berharga. Bahkan, saya pernah diberi honor 6 ribu rupiah," tutur aktor yang pernah berperan sebagai perempuan Erika dalam sinetron Puteri Keempat bersama Della Puspita, Shally Tri Amanda dan Tia Ariesta. Kini bekas finalis model G-Shock dan pengagum berat Siti Nurhalisah ini merasa lebih cocok menjadi presenter. "Untuk saat ini saya lebih konsentrasi dan enjoy jadi presenter," tambahnya. (Beny Uleander /KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :