Selasa, Oktober 04, 2005

Beny Uleander

Mahasiswa Unud Jualan Kolak Depan Kampus

Mengais Rejeki Di Bulan Ramadhan

“Obat…obat…obat…Ini dia obat pengusir lapar dan haus. Terjamin dan sudah rerdaftar di Departemen Kesehatan,” teriak seorang penjaja makanan pembuka puasa sambil mengulurkan dagangannya ke arah mobil yang bersileweran depan kampus Universitas Udayana, Jl PB Sudirman, Denpasar. Nada promotif ini mengundang tawa para penjaja lain di sekitarnya, pria dan wanita muda bertampang intelek. Ternyata mereka adalah mahasiswa Unud yang kreatif mengais rejeki di bulan suci Ramadhan.

Menurut pengakuan Dewa Komang Piter Udayana (20), mahasiswa FH Unud semester 3, dia bersama rekan-rekannya sudah biasa berjualan kolak di depan kampus mulai pukul 17.00 – 19.00 Wita. Areal Jl Sudirman menjadi pilihan karena ramai dan terletak di jalur warga kota pulang kerja. Kolak, bubur kacang hijau, jus buah (cocktail), kolang-kaling atau es dawet dijual seribu rupiah per bungkus.

Lanjut Piter, aktivitas ini dilakukan bersama untuk mengumpulkan uang bagi organisasi mereka Perkumpulan Mahasiswa Kristen FH Unud. “Kami berjualan kolak dan jus buah untuk mencari dana biaya pesta Natalan seperti sewa gedung dan peralatan,” buka pemuda kelahiran Singaraja, 22 Februari 1985.

Uniknya lagi, usaha mereka dibantu orangtua Joice Lorosa, salah seorang rekan mereka, yang tinggal di Tukad Banyusari, Panjer.

“Setiap pagi, saya berbelanja di Pasar Badung. Saya dibantu ibu yang langsung mengupas ubi, pisang dan memasaknya. Siang pulang kuliah, teman-teman yang bantu bungkus. Sehari bisa laku Rp 100 ribu. Padahal modal awalnya hanya Rp 15.000,” beber Joice kelahiran Jember 3 Juni 1985.

Soal keuntungan rata-rata, Piter yang sudah didaulat sebagai koordinator lapangan (korlap) mengaku pernah mencapai penjualan tertinggi Rp 1 juta setahun lalu. “Tapi uang itu sekitar Rp 9 ratus ribu dipakai untuk sewa gedung merayakan Natal,” ujarnya.

Rupanya berkah Ramadhan ini juga dirasakan oleh Sriati (31), ibu dua putera asal Banyuwangi. Warga perumnas Monang-Maning, Denpasar ini berjualan di depan kampus Unud selama bulan puasa. “Kalo hari biasa saya berjualan kosmetik di Ubud. Bulan puasa ini lebih gampang nyari uang berjualan begini. Kalo laris sehari bisa dapat Rp 150 ribu. Ya lumayanlah untuk ongkos mudik,” bukanya.

Jualannya beragam seperti kolak, jus buah, es dawet dan kolang-kaling. Bahan baku terdiri dari pisang kapok, kelapa, kolang-kaling, ubi kayu dan aneka buah-buahan. “Semuanya kami beli di Pasar Badung. Kalo tidak laku dagangan dibagikan sebagai amal,” akunya. (Beny Uleander/KPO EDISI 91/Oktober 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :