Rabu, November 30, 2005

Beny Uleander

Apa Kata Selebritis Soal Barang Bekas

Mario Lawalata, Baim, Arief To-Fu & Nina Taman.

Dunia artis identik dengan dunia yang glamour dan bertaburan uang. Jangan salah sangka bahwa kalangan selebritis tidak berburu barang bekas. Mereka pun masuk keluar pasar atau lokasi yan menjual barang bekas mulai dari pakaian bekas, perlengkapan rumah tangga, tas bekas, sepatu bekas, alat musik bekas. Prinsip mereka yang penting barang bekas tersebut berkualitas, sesuai selera dan bertahan lama. Berikut simak rekaman pendapat mereka mulai dari Mario Lawallata, Baim, Arief To-Fu, Nina Taman.

Bintang sinetron yang merintis karir sebagai cover boy Majalah Aneka tahun 2004, Mario Santo Michael Lawalata menyodorkan criteria dalam berburu pakaian bekas. “Yang penting layak pakai. Jangan cuma baru dipakai dua sampai tiga hari sudah langsung dibuang. Kita harus cari yang bisa dipakai dua sampai tiga tahun,” ujar anak ke-2 kelahiran Pekanbaru, 3 Mei 1980 dari pasangan Alex Polii dan Reggy Lawalata.

Juga, dalam identifikasi kualitas barang ada solusi praktis. “Untuk tahu suatu barang yang masih bagus atau layak dipakai kita harus membawa teman yang tahu soal kualitas barang itu,” tandas Mario yang kini mulai berinvestasi dengan membangun sebuah rumah di Jakarta dan mengoleksi mobil BMW.

Juga ia memiliki hobi mengoleksi baju basket, sepatu kets, baju kaos. “Kalo saya lihat barangnya keren saya beli. Kadang, saya berbelanja sendiri, sama pacar, bareng sama temen atau keluarga,” ujar pemain sinetron Pura-pura Buta yang mengaku tidak tertarik mengoleksi barang antik.

Sementara penyanyi Baim, yang juga mantan vokalis Ada Band lebih memilih mengoleksi alat musik. “Saya investasi ke alat musik dulu. Soal alat musik bekas untuk sementara saya tidak cari lagi karena ortu dulu pemain band. Jadi alat musik yang tergolong tua sudah ada,” ujar pemilik nama lengkap Ibrahim Imran.

Bukan berarti Baim, ogah berburu barang bekas hanya dirinya lebih selektif dalam hal kualitas barang. “Kalo memang ada alat musik bekas tetap berkualitas ya akan saya beli. Kenapa tidak. Terutama gitar, kalau makin lama makin antik,” ujar pria kelahiran Hongkong, 31 Mei 1975, yan gkini sedang menyelesaikan S2 Magister Manajemen di Trisakti.

Soal gonta-ganti pakaian, menurut Baim hal yang wajar dalam dunia selebiritis. “Tidak mungkin selebritis menggunakan pakaian yang sama dalam setiap penampilannya. Untuk pakaian bekas jangan deh. Sesuatu yang bersentuhan dengan kulit jangan yang bekas. Kalau bisa beli ya yang baru saja,” tandasnya.

Sedangkan vokalis To-Fu Joe Miar Arief mengaku terus teras doyan mengenakan pakaian bekas. Pria kelahiran Bandung, 18 Juni 1975 ini menyukai pakaian casual dan kaos oblong. “Saya masih pakai barang-barang sekend. Yang cocok atau saya syuka akan saya beli. Biasanya di Pasar Senin atau di pasar Bandung. Kadang saya beli bersama teman. Hanya saya tidak periksa keadaan pakaian. Sampai di rumah baru tahu sobek. Ya pakai aja,” tuturnya ringan.

Menyinggung alat elektroik bekas, Arief menyarankan membeli yang baru demi kenyamanan. Soal koleksi barang, Arief berburu barang-barang The Beatles mulai dari CD, fitur-fitur foto, video hingga buku-buku, termasuk bekas sekalipun. “Di Jakarta ada banyak tempat yang jual barang bekas. Saya akhirnya dapat mengumpulkan album The Beatles dari awal sampai akhir termasuk klip-klip yang tak pernah diedarkan. Kemarin waktu ke luar negeri saya dapat barang bekas pringan hitam.The Beatles. I Love The Beatles so much,” ujar mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Seni Musik.

Berburu barang bekas, menurut penyanyi Nina Taman merupakan hal yang lumrah di kalangan artis. Dirinya tak merasa gengsian mendatangi tempat atau pasar penjualan barang bekas. “Saya ingat waktu ke Makasar ada suatu tempat yang namanya Cakar (Cap Karung) yang pajang barang bekas. Nah, di situ saya lihat ada yang masih bagus bahkan hanya kotor saja, tinggal dicuci sudah nampak baru. Masih murah banget. Saya sukanya beli kemeja,” ujar wanita kelahiran Surabaya, 29 Maret 1975 dan isteri dari Erikar Lebang.

Lanjut pemilik berat badan/tinggi 48 kg/168 cm, selama tiga tahun berkeluarga, ia tidak terlalu memikirkan koleksi barang. Dirinya juga menghindari pembelian aksesoris sekend. “Saya lebih memilih membeli yang baru. Waktu ke Bali saya kagum melihat banyak aksesoris yang dijual seperti kalung cincin, anting. Saya sempat beli kalung untuk kenang-kenangan,” ujar puteri pertama B. Tamam Hoesein dan Inuk Tamam

Soal perlengkapan rumah tangga, Nina memburu tirai bekas. “Kebetulan saya bawa teman yang kerja di garmen untuk melihat kualitasnya. Kalo alat elektronik lebih baik beli yang baru. Soal perabot ya kami diberi orangtua sewaktu baru menikah,” kenang wanita yang jarang mengenakan gaun meski ke pesta sekalipun. (Beny Uleander/KPO EDISI 94/November 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :