Rabu, November 30, 2005

Beny Uleander

Extrem Tour Bukit Hexon 2005

Menerabas Tanjakan Terjal Menuju Taman Otomotif

Menantang maut, menerjang bahaya sekaligus menikmati keasyikan menerabas jalan penuh tanjakan terjal di tengah guyuran hujan bernada romantik di akhir bulan November. Itulah sepenggal episode pengalaman perdana yang dirintis I Wayan Dhiana (25), anggota Tim Mekanik Bengkel Pak Oles yang mengemudi Hard Top Landcruiser besutan tahun 1982. "Wah, benar-benar asyik. Saya mau ikut lagi kalau ada turing mendatang. Khan, ini pengalaman pertama saya bawa hard top dalam suasana ekstrim off-road," tandasnya bersemangat.

Memang gairah Wayan Dhiana setali tiga uang dengan gelora turing otomotif yang berkecamuk di dada 20 anggota Tim Extrem Tour Bukit Hexon 2005. Rombongan yang dipimpin langsung Pak Oles menumpang lima kendaraan menjajal medan penuh tanjakan dan tikungan maut menuju Bukit Hexon, terletak 70 km sebelah selatan Kota Denpasar. Tepatnya di Dusun Bua Banjah, Desa Lemukih, Kecamatan Sawan, Buleleng.

Pukul 10.30 Wita, rombongan yang diikuti Tim Mekanik Bengkel Pak Oles, Kepala Bagian Umum, Pemred & Konsultan Design Montorku, Koordinator Sekuriti, 3 reporter dan 1 fotografer Montorku berangkat dari Pak Oles Centre menuju Buleleng. Laju kendaraan 60 km/jam bertujuan, mengetahui kinerja HEXON, Vitamin Oli Mesin dalam kondisi tanjakan ekstrim. Pada pukul 12.30, rombongan tur dari Denpasar bertemu rombongan dari Pabrik EM Desa Bengkel, Banyuatis yang dipandu Nyoman Suka dan Ketut Bimbo di Bedugul.

Sepuluh menit berselang, rombongan layaknya tim ekspedisi mulai dihadang suasana setara extrim off-road. Guyuran hujan menambah licin jalan tanjakan berbatu yang dikerjakan secara swadaya oleh warga Lobong, Dusun Batu Dinding, Desa Pegadungan, Sukasada. Sisi kiri dan kanan jalan dihiasi lereng-lereng terjal. Pengemudi yang tak bernyali dipastikan akan shock atau kurang berhati-hati akan menjual nyawa di tebing yang curam.

Acungan jempol layak diberikan kepada Tim Extrem Tour Bukit Hexon ini. Lima mobil: Daihatsu Rocky disetir Kadek Yuliarthana, Grand Cheroke dikemudi Putu Serken, CJ 7 dipelanai Yunus Sugianto, Kijang ditunggang Ketut Bimbo, TS 120 dituntun Putu Budiasa dan Landcruiser dipacu Wayan Dhiana merangkak menantang tanjakan terjal. Sebagian anggota rombongan melompat keluar di tengah hujan deras untuk mendorong mobil maupun memberi aba-aba. Wajah ceria dan pekik gembira seakan menjadi petir kecil yang menemani rintikan air dari langit.

Pukul 13.30, rombongan menjejakkan kaki di Kampung Lobong dan disambut antusias warga setempat. Setelah makan siang bersama, rombongan tur beralih profesi menjadi tim ekspedisi menyusuri perbukitan Hexon seluas 8 Ha. Jalan setapak menuju perbukitan menyuguhkan pemandangan atraktif. Meski ketika menuruni punggung bukit yang terjal, beberapa anggota eksepedisi tergelincir jatuh bangun.

Sekitar 500 m sebelum Hexon Hill, ada 40 pekerja yang sedang membelah dinding tebing dan meratakan jalan masa depan bagi penggemar grasstrack. Pasalnya, menurut Pak Oles, Bukit Hexon akan disulap menjadi garden track. Ya, inilah sebuah terobosan baru di Pulau Dewata yang menghadirkan taman otomotif tanpa master plan yang bombastis di mulut tetapi mangkrak di lapangan. "Selain itu, bisa juga ditanami strawbery dan pohon murbei, termasuk bahan baku pembuatan Hexon," tandasnya. Tepat pukul 15.15, rombongan tur kembali ke Denpasar membawa segudang impian untuk berpetualangan lagi di Bukit Hexon. (BENNY ULEANDER)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :