Kamis, Desember 20, 2007

Beny Uleander

Idealisme Dalam Pergulatan Peradaban

Kompas Gramedia Fair Bali 2007
Salah satu indikasi kemajuan sebuah bangsa adalah tingginya minat baca warganya. Karena itu, eksistensi buku dalam pergulatan peradaban amat menentukan kualitas generasi sebuah bangsa. Pesan ini diwartakan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas Rikard Bagun dalam pembukaan Kompas Gramedia Fair 2007 di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Bali, Rabu (5/12). Pameran buku Kelompok Kompas Gramedia (KKG) ini pertama kali di Bali yang dibuka Asisten I Setda Propinsi Bali I Gede Wardana.
Menurut Rikard Bagun, saat ini bangsa Indonesia mengalami kemunduran di berbagai bidang kehidupan. Salah satu penyebabnya adalah lunturnya minat baca yang digusur budaya menonton. Ajang Kompas Gramedia Fair adalah bagian dari idealisme Kompas membangun kesadaran minat baca, menumbuhkan budaya baca sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dicontohkan Rikard, kemajuan Vietnam saat ini melejit meninggalkan Indonesia. Padahal Vietnam baru keluar dari perang saudara. Ketertinggalan Indonesia dari negara tetangga karena budaya baca yang amat rendah. Apalagi perhatian pemerintah terhadap dunia buku dan budaya membaca sangat lemah yang dapat dilihat dengan tingginya pajak kertas, harga tinta dan sebagainya. Karena itu, kegiatan pameran buku adalah bagian dari perjuangan KKG mencerdaskan bangsa. Buku adalah jendela dunia dan wajah peradaban.
Saat memberikan pelatihan jurnalistik kepada para pelajar, Rikard Bagun membeberkan rendahnya minat baca di kalangan generasi muda karena budaya konsumtif yang melanda negeri ini. Dulu kita berada di zaman berpikir yang melahirkan filsuf-filsuf besar. Lalu kita memasuki zaman produksi yang dimulai dengan revolusi industri di Inggris. Saat ini, remaja kita hidup dalam budaya konsumsi. Nilai seseorang berdasarkan barang apa yang dipakai. Namun, Rikard memotivasi kaum remaja untuk tidak takut menulis. “Sebenarnya menulis itu gampang. Menurut MA Brouwer, menulis hanya sulit di kata awal,” ujarnya.
Menurut Kepala Biro Kompas Denpasar Frans Sarong, latihan menulis sangat penting dalam upaya menyampaikan dan merumuskan pendapat pribadi. “Menulis sebenarnya latihan sederhana menuangkan sesuatu hal. Motivasi dasar dalam menulis adalah diri sendiri. Dan kepiawaian menulis bisa diasah dengan keseringan membaca buku,” paparnya.
Dari even bertemakan “Save the World, Stop Global Warming” yang berlangsung selama 5 hari, (5-9/12), tercermin komitmen KKG untuk menumbuhkan budaya baca, membenihkan nilai-nilai etika, estetika dan humaniora. Dalam acara ini diselenggarakan pameran buku dan foto, obral buku murah, berbagai acara seminar motivasi dan bisnis, temu penulis novel "teenlit" alias "teen literature", talkshow kesehatan, workshop dan aneka lomba yang diselenggarakan setiap hari. (Beny Uleander/KPO EDISI 142/DESEMBER 2007)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :