Minggu, Agustus 10, 2008

Beny Uleander

Melirik Jajan Alami

Nena Mawar Sari, S.Pi
Anak-anak umumnya doyan jajan alias camilan. Tapi kebiasaan jajan lebih banyak rugi daripada untungnya, seperti diungkap konsultan gizi dan psikolog Nena Mawar Sari, S.Psi. saat ditemui dalam ajang Koko Olimpiade VII 2008 bertema Ajang Kreasi & Prestasi dengan Sarapan Bernutrisi, di GOR Kompyang Sujana, Denpasar, Minggu (10/8).
Menurut Dosen Akbid Kartini Denpasar itu, jajan tidak bisa menjadi pengganti makanan. Karena jajan tidak cukup mengandung kadar gizi seperti protein, karbohidrat, mineral dan vitamin yang penting untuk pertumbuhan fisik anak.
Ia mengaku prihatin melihat semakin banyak jenis jajan pabrikan dengan bahan pengawet yang beredar di pasaran. “Ibu-ibu sebaiknya membuat sendiri camilan alami seperti singkong. Ngga mungkinlah kita melarang iklan dan penjual jajanan di supermarket,” ujar dara kelahiran Denpasar 16 April 1982.
Ditanya kenapa anak-anak doyang jajan, dosen yang masih lajang ini menyebutkan bahwa anak-anak cepat jenuh atau sulit makan menu yang tidak bervariasi di rumah. Ia mengusulkan kepada para orangtua agar membuat variasi menu makanan yang bisa mengundang nafsu makan anak. “Orangtua sebaiknya tahu dasar-dasar makanan bergizi dan menu dengan sayuran untuk pencernaan perut anak,” ujar Nena Mawar Sari yang juga konsultan LK3.
Misalnya, jelas psikolog muda itu, perpaduan menu yang mengandung daging dan sayuran. Nena Mawar Sari menyebut pangsit isi sayuran yang mengandung vitamin, karbohidrat dan protein bisa jadi alternatif. Atau omlet mie yang terbuat dari telur. “Anak-anak makan di rumah lebih efektif daripada membeli jajanan di supermarket,” urai alumni Universitas Wisnuwardhana Malang tahun 2003. (KPO/EDISI 158/AGUSTUS 2008)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :