Senin, Juni 27, 2005

Beny Uleander

Produksi Jamu Meluas Ke Mancanegara

BRA Mooryati Soedibyo. S.Sos, M.Hum

Dalam menghadapi era globalisasi dan harmonisasi Obat Tradisional Asean 2010, ekspor jamu Indonesia masih terbentur oleh beberapa kendala baik oleh peraturan pemerintahan sendiri maupun kendala dari negara tujuan eksport.’’Kita akan merevisi perundang-undangan mengenai tanaman obat atau jamu dan menjadikan jamu (obat tradisional) sebagai produk unggulan bangsa Indonesia yang sejajar dengan produk farmasi dan produk-produk lain di bidang kesehatan yang dikonsumsi oleh masyarakat luas, baik secara nasional maupun internasional,’’kata BRA Mooryati Soedibyo. S.Sos, M.Hum yang saat ini menjabat Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada Rakernas GP Jamu di Hotel Kartika Jakarta, 26 Juni 2005.

Dan Presiden Direktur PT Mustika Ratu Tbk ini optimisme dalam dunia jamu ini Indonesia akan tetap eksis di pasar dunia. Menurutnya, perdagangan jamu sudah meluas ke berbagai negara, mulai dari Asia, Amerika Serikat, eropa hingga Afrika. Bahkan jamu gendong sudah meluas hingga ke Malaysia Barat dan Malaysia Timur.

Mengenai bahan baku jamu, ia mengakui tidak pernah khawatir akan terjadi kekurangan. "Saya sudah puluhan tahun membina kerjasama dengan para petani untuk menamam bahan baku untuk jamu yang berlimpah di tanah air ini. Kita sangat kaya dengan bahan-bahan alami, untuk itu saya tidak khawatir akan tersaingi negara tetangga, seperti Malaysia," katanya.

Malaysia pun kini memang sudah mulai mengembangkan produk jamu, "Tapi, dengan kekayaan tumbuhan alami, dan juga keunikan yang kita miliki, Indonesia tidak mudah tersaingi," katanya.

Industri jamu di Indonesia memiliki dukungan yang sangat kuat alam Indonesia, berupa kekayaan dan keanekaragaman tumbuhan yang sangat berlimpah dan tumbuh suburnya. ‘’Apapun yang ditanam, jika kita ingin mengembangkannya, maka relatif mudah karena didukung dengan tanah yang sangat subur. Namun sebagai sebuah industri, produk jamu hanya akan bertahan jika didukung dengan permintaan dari konsumen. Jika tidak ada pembeli jamu, tentu saja industri itu tidak akan berkembang,’’jelasnya.

Demikian juga dengan rakyat, dalam hal ini petani, juga tidak akan mendapat pekerjaan. Bahkan, bukan sesuatu hal yang mustahil kalau tanaman yang digunakan sebagai bahah dasar jamu juga berpotensi punah. Tentu masyarakat petani akan berpikir berkali-kali untuk menanam kencur, kunyit, temu lawak, kalau tidak ada yang membeli. Dengan kata lain, siklus perdagangan harus berlangsung secara ideal. Dimana ada permintaan (demand) harus ada penawaran (supply). Kalau demand tinggi, atau sebaliknya mengakibatkan oversupply.

Sejalan dengan era globalisasi kata Mooryati, pemikiran hidup sehat juga semakin berkembang. Dan tampaknya, kebiasaan dan gaya hidup baru untuk kembali ke alam, back to nature di seluruh dunia akan semakin digandrungi. Karena orang makin sadar produk yang terbuat dari bahan alami proses produksinya tidak merusak kelestarian alam. Jadilah masyarakat kalangan bawah hingga elite menjadi pengguna fanatik jamu untuk menjaga kesehatan dan merawat kecantikan tubuh.

‘’Dengan masyarakat yang sudah modern sekarang ini, mau tidak mau kita ikuti gelombang globalisasi. Yang namanya eksport adalah perdagangan global, maka akan ada entry barrier ke negara lain, batasan-batasan untuk masuk. Nantinya akan diciptakan kesepakatan-kesepakatan seperti ASEAN, AFTA, WTO dan lainnya,’’katanya.

Tentang negara India lebih maju dari Indonesia tentang industri jamu, Mooryati mengatakan di India itu ada pendididan khusus untuk pengobatan alternatif yang sudah mendapat pengakuan dari pemerintah. Lulusan pendidikan ini disebut dengan ‘hakin’. Setelah menyelesaikan pendidikannya para hakin dapat berpraktek sebagai praktisioner seperti dokter. (Reporter Agus Salam. Editing: Beny Uleander/KPO EDISI 85/JULI 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :