Sabtu, Juli 23, 2005

Beny Uleander

Radio Bokashi Pasti Tokcer Gitu Looohhh...

Dalam percakapan sehari-hari, kita kerap menggunakan frase atau ungkapan tertentu yang kaya makna. Bila dicermati, banyak kata-kata/frase yang bukan bahasa Indonesia asli dan sulit ditelusuri asal-usulnya serta maksud dan tujuan dari penggunaannya. Namun, penyebarannya sangat cepat dan langsung dimengerti oleh orang yang bersangkutan. Apabila dimintai penjelasan tentang hal ini, banyak orang yang kerepotan menerangkannya secara gamblang dan tuntas. Tak heran, khalayak menyebut bahasa ini dengan sebutan: bahasa prokem atau bahasa gaul.

Kebetulan bahasa gaul Pasti Tokcer ‘diaduk-aduk’ dalam rapat manajemen PT Karya Pak Oles Tokcer bersama Divisi Humas/Pak Oles Centre dan Radio Pak Oles FM, di Inna Hotel, Jl Veteran Denpasar. Pasalnya, kata Pasti Tokcer selalu mengudara dan kerap tertulis dalam pengakuan konsumen Ramuan Pak Oles. Untuk wilayah Bali, kata Pasti Tokcer sudah melekat dan menjadi citra ‘bahasa iklan’ khasiat alami Produk Ramuan Pak Oles berbasis herbal.

Kata Pasti Tokcer sendiri sudah dipatenkan oleh Dr Ir GN Wididana, M.Agr atau Pak Oles di samping produk Ramuan Pak Oles. Karena, kata Pak Oles, ketika Pasti Tokcer diungkapkan, masyarakat langsung tahu bahwa itu terkait Ramuan Pak Oles. “Saat ini kata Pasti Tokcer sudah tercitra di benak masyarakat Bali,” ujar Pak Oles.

Kata-kata ‘gaul’ masuk kelompok frase/ungkapan yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari. Ada kalanya, frase itu kurang jelas makna dan tujuannya. Biasanya hanya sebagai celaan atau penyemarak suasana. Kata-kata dalam kategori ini banyak yang berasal dari kata dalam lirik lagu, jingle iklan, ataupun dialog dalam iklan/televisi, yang akhirnya tersebar luas dan dipakai banyak orang. Contoh: kasian deh loooooo, Gigi lo gambreng, oke deh kaka, plis dong ah, iya lah yaw atau adee apeeee ??? Terakhir frase yang lagi ‘naik daun’ adalah kata Gitu Looohhh… yang digunakan secara luas seluruh lapisan masyarakat Indonesia.

Di persimpangan ini, kita bisa menelaah makna dan perbedaan kata Pasti Tokcer dan Gitu Looohhh (GL). Keduanya merupakan frase yang dikenal publik namun lahir dari latar belakang sejarah yang berbeda.

Konon, kata GL pertama kali diucapkan Gina Natasha, remaja SMP di kawasan Kebayoran, Jakarta. Gina memiliki seorang saudara bernama Ronny Baskara, seorang pekerja event organizer. Kebetulan Ronny punya teman sekantor bernama Siska Utami. Suatu saat Siska bertandang ke rumah Ronny. Kala itu Siska diterima Gina. Siska bertanya, “Kakakmu mana?” Si Gina yang berada di kamar menjawab, “Gitu Loooohhh... Ketika ditanya lagi oleh Siska, “Eh Gina kelas berapa?” Gina pun menjawab, “Kelas dua SMP Gitu looohhh... Sejurus kemudian, Siska kembali bertanya, “Kalau yang benerin genteng bocor siapa sih? Gina lagi-lagi menjawab, “Siapa aja ..Gitu Looohhh.” Selanjutnya si Gina menjawab dengan kata-kata Gitu Looohh... Esoknya, Siska di kantornya ikut-ikutan latah mengucapkan kata Gitu Loooohhh...di setiap akhir pembicaraan.

Kata Gitu Looohhh memang menjadi penyemarak suasana dan suatu ketika akan redup ditelan frase baru yang lebih kocak dan gaul. Sedangkan kata Pasti Tokcer adalah frase yang menunjuk pada kualitas produk Ramuan Pak Oles, diudarakan Radio Pak Oles FM dan disebarkan dalam Koran Pak Oles maupun cover MONTORKU secara berkesinambungan. Selama Ramuan Pak Oles terus diproduksi dan diterima masyarakat maka sejauh itu pula Kata Pasti Tokcer terus dipopulerkan di kalangan olesmania.

Kini manajemen PT Karya Pak Oles Tokcer kembali menggagas terbentuknya stasiun radio baru di wilayah Bali yang diberi nama Radio Dunia Bokashi Raya. Rencanya, stasiun baru ini akan berdiri di Gumi Serombotan, Klungkung. Dengan harapan, masyarakat di Bali akan terus ingat bahwa aneka produk Ramuan Pak Oles di bidang kesehatan, pertanian dan otomotif hadir di tengah mereka. Tak ada salahnya –meski masih dalam tahap rencana- Radio Bokashi Pasti Tokcer gitu looohhh… Kalau bukan sekarang kapan lagi. Kalau bukan kita siapa lagi? (Beny Uleander)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :