Senin, Desember 26, 2005

Beny Uleander

Nusa Dua, Bukit Tandus Jadi Taman Romantis

Kawasan Zero Accident Dilengkapi 16 Unit CCTV

Bunga warna-warni dibalut hamparan padang rumput hijau segar dihiasi jejeran pohon palma mekar menjadi pesona alami bagi wisatawan yang menjejak kaki di pintu gerbang kawasan wisata Nusa Dua. Tata taman nan apik menjadi santapan mata para pelancong yang rindu melihat dandanan taman romantis di tengah hingar-bingar kendaraan dan polusi udara. Kawasan wisata Nusa Dua, seluas kurang lebih 350 Ha, bagaikan kota impian yang bertabur hotel-hotel berbintang dan berbagai fasilitas hiburan bagi wisatawan yang berlibur ke Bali.

Nusa Dua, dahulunya adalah daerah tandus, tidak produktif dan terpencil di Bukit Peninsula, Badung. Pada tahun 1970, Pemerintah Indonesia menunjuk sebuah Konsultan Perancis, societe Centrale pour I’equipeent Touristque Outre-Mer (SCETO), untuk membuat rencana induk pengembangan pariwisata Bali dengan pemkiran bahwa akomodasi pariwisata pada masa yang akan datang harus dikembangkan lebih lanjut di daerah Sanur dan Kuta.Namun tujuan utama pengembangan di masa yang akan datang akan dikonsentrasikan di Nusa Dua.

Berdasarkan PP No 27 Tahun 1972, pada tanggal 12 November 1973 berdiri PT (Persero) Pengembangan Pariwisata Bali (Bali Tourism Development Corporation). BTDC pun sukses menyulap lahan tandus menjadi kawasan wisatawan yang menarik dan terkenal di mancanegara sebagai salah satu dari 6 kawasan wisata terbaik di dunia. BTDC mengundang investor untuk membangun fasilitas pariwisata yang berkuakualitas internasional.

Pada tahun 1981, Garuda Indonesia Airways sebagai investor pertama, membangun Hotel Nusa Dua Beach, investor berikutnya membangun Bali Sol/Melia Bali dan Hotel Putri Bali. Selanjutnya Club Mediterrance. Tahun 1987 dibangun Sheraton Nusa Dua Indah, Sheraton laguna, Galleria Nusa Dua, Grand Hyatt, Bali Hilton dan lapangan golf. Amanusa berdiri tahun 1991, Lown Bowling tahun 1999 serta pembangunan Villa Kayu Manis.

Meski pariwisata Bali sedang dilanda mendung kelabu, Dirut BTDC Ir I Made Mandra menegaskan BTDC tetap terus berkiprah mengembangkan kwasan siap bangun yang berwawasan lingkungan dengan infrastruktur yang berkualitas internasional. Kini ada tiga hal yang ditanya turis asing sebelum datang ke sebuah destinasi wisata, yaitu security check, patrol check dan call center online. “Kami berusaha meningkatkan keamanan berstandar internasional. Sekarang pintu masuk cuma satu dan ada pemeriksaan umum di pintu masuk serta pemeriksaan berkala keliling kawasan. Pemeriksaan intensif terhadap tamu dan kendaraan dilakukan satpam masing-masing hotel,” ungkap Mandra ketika mengumumkan PT BTDC meraih penghargaan dari Majalah Investor sebagai BUMN Terbaik 2005 untuk Kategori Jasa & Perdagangan.

Meski pernah meraih penghargaan sebagai kawasan Zero Accidennt 2001-2004, kawasan ini berusaha memberikan rasa nyaman bagi wisatawan. “Kami menyiapkan 16 unit cctv untuk merekam setiap orang yang keluar masuk Nusa Dua yang tersimpan selama 10 hari.Untuk tenaga pengamanan, ada 80 satpam dan masing-masing hotel memiliki 16 sampai 20 satpam. Kemudian dibantu polisi pariwisata, polisi air dan polisi Bualu,” ungkap Made Mandra. (Beny Uleander/KPO/EDISI 96/26 DESEMBER 2005)


Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :