Selasa, Maret 28, 2006

Beny Uleander

Tawa Satu Dunia, Tangis Sendirian

”Ketika anda tertawa maka dunia dan segala isinya akan ikut tertawa bersamamu. Tetapi ketika anda menangis, maka anda akan menangis sendirian, karena dunia dan segala isinya akan menertawakan tangisan anda.” (Pepatah China).
Tertawa suatu sikap alami yang secara kodrati banyak ditinggalkan manusia akibat terlindas rutinitas. Padahal, tertawa bisa menjadi solusi untuk menyingkirkan efek-efek negatif stress yang menjadi pembunuh nomor satu dewasa ini. Lebih dari 70% penyakit seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, kecemasan, depresi, insomnia, sakit kepala, sistem kekebalan tubuh dan bahkan kanker berkaitan dengan stress.
Terapi tertawa merupakan salah satu cara untuk menanggulangi stress dalam hidup dengan cara tertawa secara alami. “Tertawa alami adalah tertawa yang datang dengan sendirinya dari dalam diri tanpa bantuan atau rangsangan dari luar seperti lelucon, lawakan, atau nonton dagelan lainnya,” ungkap Adolfina Grace Tangkudung, pendiri klub tertawan di Bali.
Dalam penelitian Dr Micheal Titze, seorang psikolog Jerman (sekitar 1950), manusia biasa tertawa 18 menit sehari, tetapi dewasa ini tidak lebih dari enam menit per hari. Anak-anak tertawa hingga 300-400 kali sehari dan frekwensi turun hingga 15 kali sehari kala seseorang sudah tumbuh dewasa. Tertawa bermanfaat sebagai penangkal stress yang paling mudah dan murah sekaligus cara terbaik untuk mengendurkan otot, memperlebar pembuluh darah dan mengirim darah ke semua otot di seluruh tubuh. Tertawa juga tergolong bentuk meditasi dinamis atau relaksaksi. Saat di mana orang tertawa adalah saat di mana orang mengekspresikan kebahagiaan dengan tanpa syarat. Alasannya, saat tertawa, seluruh kemampuan nalar dan logika tidak berlaku. Pada saat tertawa lepas, kondisi otak manusia berada pada gelombang alfa zero mind. Inderanya secara alami dan spontan bersatu dalam saat yang selaras untuk memberikan suka cita, damai dan relaksasi.
Tawa juga berperan dalam menjaga kekebalan tubuh. Para psikoneuroimunolog mengatakan, semua emosi negatif seperti kecemasan, depresi (kemarahan) akan memperlemah sistem kekebalan tubuh. Di sisi lain, Dr Lee S Berk dari Universitas Loma Linda, California AS menyatakan, tertawa bisa meningkatkan jumlah sel pembunuh alami dan meningkatkan tingkat antibodi. Tertawa juga menjadi latihan aerobik terbaik tanpa sepatu dan pakaian khusus.
Menurut Dr William Fry dari Universitas Stanford, satu menit tertawa sebanding dengan 10 menit latihan mendayung. Berkaitan dengan penyakit jantung, tertawa memperbaiki sirkulasi darah dan pasokan oksigen ke otot-otot jantung yang mengurangi terjadinya penggumpalan, di samping menaikkan tingkat endorphin dalam tubuh yang merupakan penghilang rasa sakit. Yang paling menarik, tertawa mampu mengurangi bronkitis dan asma, karena saat tertawa seseorang mampu meningkatkan kapasitas paru-paru dan tingkat oksigen dalam darah.
KPO/EDISI 101 MARET 2006

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :