Rabu, Agustus 13, 2008

Beny Uleander

Memetik Hikmah Pemimpin Pro Rakyat

Sharing “Gubernur Jagung” Fadel Muhammad (4-habis)
Pusaran arus pergulatan pembangunan pro rakyat di kawasan Amerika Latin mulai meluas di negara-negara berkembang. Hugo Chaves sukses meraih dukungan rakyat Venezuela untuk kedua kali. Meski sejarah masih menyisakan kisah yang belum terjawab: apakah Chaves akan tergoda oleh kenikmatan kekuasaan. Demikian pula, mayoritas petani miskin Bolivia mendaulat Evo Morales yang sukses menasionalisasi perusahaan asing untuk mengembalikan kedaulatan kekayaan negara.
Trend mengejutkan datang pula dari jantung Amerika Latin, yaitu Paraguay. Uskup Emeritus Fernando Lugo yang dikenal gigih menerjemahkan teologi pembebasan option for the poor terpilih menjadi pemimpin negeri itu. Kembali arsip sejarah yang akan bercerita sukseskah Lugo sebagai pemimpin agama berkiprah di panggung politik yang kotor dan serakah? Yang pasti percikan ideologi kesejahteraan mulai tercecer di berbagai belahan dunia.
Ideologi kesejahteraan entah berbaju sosialisme atau neososialisme tetap sebuah gerakan kesadaran baru era digital ini. Pergulatan pasar bebas yang kapitalistik membentang kenyataan pahit: penjajahan ekonomi yang amat keji. Negara-negara kaya dengan perusahaan raksasa berkolaborasi menancapkan mega proyek pengerukan kekayaan alam di sebuah negara. Jurus lain kolonialisme di abad 21 yang penuh eksploitasi sumber daya alam maupun manusia. Indonesia pun terjepit genggaman arus modal asing dalam berbagai perusahaan asing maupun “blasteran” dari Sabang sampai Merauke.
Seiring debur kencang “tsunami” ideologi kesejahteraan, regenerasi kepemimpinan yang diproduksi kalangan elite politik mulai memudar. Kini pemimpin pinggiran yang tidak terkenal, tapi dengan dukungan rakyat bisa menggapai poros kekuasaan. Uniknya lagi, di tengah “ideologi baru”, rakyat merindukan pemimpin muda yang dianggap segar, penuh vitalitas, dinamis dan jiwa yang terbuka menggapai kemungkinan terjauh menuju perubahan baru.
Lalu apa hubungan ideologi kesejahteraan dan jejak pembangunan yang dirintis Gubernur Fadel Muhammad di Propinsi Gorontalo? Di saat para pengamat politik dan aktivis mencalonkan diri sebagai calon presiden, diam-diam Fadel yang berada di lingkaran elite partai Golkar memilih kembali mengabdi di daerah. Ketika perguliran rezim dikritik gagal memberantas kemiskinan, diam-diam pula Fadel membuat grand desain pembangunan ekonomi lokal yang memadukan kinerja birokrasi dan potensi kerakyatan sebagai tonggak pembangunan daerah.
Sepak terjang Fadel Muhammad memang tidak serta merta mendaulat sosok pemimpin muda itu layak “melirik” kursi RI 1. Namun setidaknya, langkah-langkah pembangunan agraris bisa diretas di negeri ini dan oleh seorang pemimpin muda. Entah tua ataupun muda…pemimpin negeri ini harus berani dan tegas merintis penguatan ekonomi kerakyatan. Tentunya berani menggusur jejaring kapitalis-neokolonialisme modern yang memiskinkan rakyat.(KPO EDISI 158/AGUSTUS 2008)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :