Sabtu, September 24, 2005

Beny Uleander

Efisiensi ATM Bersama Di Era Dot Com

Pada era digital atau dot com ini, penggunaan komputer sudah seperti garam dapur alias sudah masuk kampung-kampung dan rumah tangga. Padahal sebelumnya, komputer dianggap sebagai barang luks di dunia perkantoran. Ini berarti teknologi komputer dengan segala perangkat pendukungnya menciptakan efektifitas dan efisiensi kinerja perusahaan maupun perorangan. Latar belakang pemahaman inilah yang mendorong institusi Artajasa menciptakan terobosan penerapan teknologi perbankan yakni menyediakan layanan ATM (Automated Teller Machine) dengan konsep ‘bersama’. Demikian intisari Talkshow Campus to Campus di lima kota dengan tema Bedah Teknologi Perbankan yang menghadirkan moderator Pemred Tempo, Bambang Harymurti di Aula FE Unud, Denpasar, Sabtu (24/9).

Terobosan ATM ‘gotong-royong’ ini menurut Dirut PT Artajasa, Arya Damar merupakan solusi bagi bank dalam mengembangkan jaringan ATM dengan biaya investasi dan operasional yang lebih efisien. Menurut data, frekuensi masyarakat menggunakan ATM rata-rata sebanyak 5 kai dalam sebulan dengan kisaran angka 95 juta transaksi per bulan (intra dan antar bank). Ini berarti ATM menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.

Solusi online payment yang ditawarkan Artajasa bagi industri penerbit tagihan (billing provider) seperti jasa telekomunikasi, seluler, listrik, ataupun penerbit kartu kredit yang memungkinkan para pelanggannya untuk melakukan pembayaran tagihan/pembelian secara mudah, nyaman dan efisien.

Fitur-fitur yang tersedia dalam ATM Bersama antara lain cash withdrawal, balance inquiry, change PIN dan Interbank Fund Transfer. Fitur transfer memungkinkan nasabah melakukan transfer beda rekening secara real time-online. Bahkan transfer dapat dilakukan secara three pasrtied di mana kartu ATM Bank A digunakan di terminal ATM Bank B untuk mentransfer dana ke Bank C.

Keberadaan ATM bersama saat ini didukung oleh 52 bank dan 6.500 terminal ATM Bersama dari 13,688 unit ATM yang tersebar di seluruh tanah air. Di antaranya BNI, Bank Niaga, Bank BRI, Bank NISP, Permata Bank, Bank Mualat, Bank jabar, Bank BPD DIY, Bank Riau, Bank IFI, Bank Sulut, Bank Papua, Panin Bank, Bank Bukopin, Bank BPD Kaltim, Bank BPD Sulsel, dll.

Sistem terunggul yang dikembangkan Artajasa adalah Flash yang merupakan sistem transaksi elektronis untuk menjawab kebutuhan Billing Provider atas perluasan jaringan distribusi titik-titik Pembayaran (payment point). Flash menghubungkan data produk atau tagihan di sisi Billing Provider dan aplikasi transaksi di Titik Pembayaran (payment point).

Keuntungannya, setiap bank dapat menghemat biaya pendirian ATM sebab Billing Provider dapat meminimalkan biaya pengembangan distribusi produknya dan di sisi lain Payment Point hanya dibutuhkan investasi minimal. Uniknya lagi, Flash dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendisribusikan berbagai jenis produk, seperti pulsa isi ulang telepon (GSM/CDMA/VoIP), pembelian voucher ISP, pengisian electronic wallet dan pembayaran tagihan-tagihan. (Beny Uleander/KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)

Beny Uleander

About Beny Uleander -

Beny Ule Ander, wartawan dan penulis di Denpasar, Bali. Kini fokus menulis potensi-potensi positif warga NTT diaspora di Bali yang bergabung dalam paguyuban Flobamora Bali.

Subscribe to this Blog via Email :