Terobosan ATM ‘gotong-royong’ ini menurut Dirut PT Artajasa, Arya Damar merupakan solusi bagi bank dalam mengembangkan jaringan ATM dengan biaya investasi dan operasional yang lebih efisien. Menurut data, frekuensi masyarakat menggunakan ATM rata-rata sebanyak 5 kai dalam sebulan dengan kisaran angka 95 juta transaksi per bulan (intra dan antar bank). Ini berarti ATM menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat.
Solusi online payment yang ditawarkan Artajasa bagi industri penerbit tagihan (billing provider) seperti jasa telekomunikasi, seluler, listrik, ataupun penerbit kartu kredit yang memungkinkan para pelanggannya untuk melakukan pembayaran tagihan/pembelian secara mudah, nyaman dan efisien.
Fitur-fitur yang tersedia dalam ATM Bersama antara lain cash withdrawal, balance inquiry, change PIN dan Interbank Fund Transfer. Fitur transfer memungkinkan nasabah melakukan transfer beda rekening secara real time-online. Bahkan transfer dapat dilakukan secara three pasrtied di mana kartu ATM Bank A digunakan di terminal ATM Bank B untuk mentransfer dana ke Bank C.
Keberadaan ATM bersama saat ini didukung oleh 52 bank dan 6.500 terminal ATM Bersama dari 13,688 unit ATM yang tersebar di seluruh tanah air. Di antaranya BNI, Bank Niaga, Bank BRI, Bank NISP, Permata Bank, Bank Mualat, Bank jabar, Bank BPD DIY, Bank Riau, Bank IFI, Bank Sulut, Bank Papua, Panin Bank, Bank Bukopin, Bank BPD Kaltim, Bank BPD Sulsel, dll.
Sistem terunggul yang dikembangkan Artajasa adalah Flash yang merupakan sistem transaksi elektronis untuk menjawab kebutuhan Billing Provider atas perluasan jaringan distribusi titik-titik Pembayaran (payment point). Flash menghubungkan data produk atau tagihan di sisi Billing Provider dan aplikasi transaksi di Titik Pembayaran (payment point).
Keuntungannya, setiap bank dapat menghemat biaya pendirian ATM sebab Billing Provider dapat meminimalkan biaya pengembangan distribusi produknya dan di sisi lain Payment Point hanya dibutuhkan investasi minimal. Uniknya lagi, Flash dapat dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendisribusikan berbagai jenis produk, seperti pulsa isi ulang telepon (GSM/CDMA/VoIP), pembelian voucher ISP, pengisian electronic wallet dan pembayaran tagihan-tagihan. (Beny Uleander/KPO EDISI 90/OKTOBER 2005)