Binatang Teknologi
Perubahan teknologi merupakan faktor fundamental dalam evolusi manusia. Inilah pengungkapan yang sederhana bahwa manusia adalah binatang kebudayaan. Sebenarnya dalam dunia binatang berlaku pula penerapan teknologi elementer yang diturunkan lintas generasi. Contoh, berang-berang mendirikan bendungan dan burung membangun sarang. Sementara manusia menciptakan teknologi dan menggunakannya. Teknologi dan pengetahuan ilmiah kerap digunakan manusia untuk mengelola sumber-sumber kekayaan alam yang melimpah ruah, menghapus kemiskinan, mencegah pencemaran lingkungan atau membuat tempat hunian menjadi jauh lebih menyenangkan. Inilah sekilas gambaran manusia sebagai binatang teknologi.
Dalam perkembangan, ternyata teknologi ciptaan manusia selain bersifat mandiri (autonomous), juga pertumbuhan teknologi tidak dapat dikontrol masyarakat manusia. Benarkah hidup manusia harus dikendalikan oleh aneka teknologi temuannya? Ini sebuah pertanyaan yang bernada ‘canggung’ di telinga masyarakat industri era ini. Inilah gugatan dilematis. Suka atau tidak suka, berbagai perangkat teknologi racikan manusia adalah pendukung cara dan pola hidup manusia.
Pada simpul penilaian ini, kita dihadapkan pada fakta bahwa manusia industri hasil besutan kemajuan pilar-pilar teknologi kini dililit aneka masalah yang kompleks dan beragam. Negara maju mendorong percepatan pembangunan di negerinya dengan menyedot sumber-sumber energi dari negara ‘dunia ketiga’. Sedangkan, negara-negara berkembang sibuk melakukan ‘penyesuaian sistem atau perombakan ‘aturan’ demi keseimbangan pertumbuhan ekonomi negerinya. Contoh klasik, negara maju memproduksi pepsi dan coca cola melebihi jumlah penduduk di negara-negara miskin. Sasarannya jelas. Negara ‘dunia ketiga’ menjadi areal pasar yang digarap serius. Dengan kata lain, negara berkembang harus membuat ‘aturan’ yang mendukung arus impor demi konsumen pepsi dan coca cola. Ini sekedar contoh di bidang ekonomi-perdagangan. Belum lagi contoh di bidang politik, hukum, pertahanan dan masih banyak lagi.
Persoalan serius yang dihadapi negara
Lahir sebuah seruan kegelisahan, kalau manusia adalah binatang teknologi mengapa manusia
Leluhur kita tidak mengenal cara merakit bom. Tetapi kini, anak cucu mereka begitu terampil membuat bom untuk menebar teror. Uniknya lagi, kita mengadopsi tata laku bom bunuh diri lengkap dengan perangkat ‘ajaran spiritualnya’. Juga beragam aksi teror yang meresahkan masyarakat kini bergentayangan di setiap daerah. Ini gambaran bahwa segelintir anak bangsa amat lihai menerapkan taktik-taktik teror dari luar negeri.